Begitulah Pangdam menilai para Veteran dan Warakawuri pada pertemuannya tersebut. Mantan Kepala Penerangan Kopassus itu mengungkapkan, jika pahlawan sebenarnya ialah para Serdadu Sepuh (Veteran) dan Warakawuri. Sementara, prajurit yang aktif berdinas saat ini ialah para pewaris.
“Bapak dan ibu sekalian adalah orang tua kami. Orang tua yang dulu membesarkan kami, TNI. Dan kami yang sekarang, mendapatkan kesempatan memimpin cikal bakalnya bapak ibu sekalian,” ungkap mantan Danrem 132/Tadulako tahun 2020-2021 itu.
Kembali ke topik soal Hillary Edmund. Hillary bersama Tenzing telah berhasil menaklukkan Gunung Everest pada ketinggian 29.028 kaki diatas permukaan laut, dan seketika menjadi orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak Sagarmatha. Sagarmatha sendiri, merupakan sebutan Gunung Everest yang biasa diucapkan oleh masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan Himalaya.
Keberhasilan Hillary kala itu, tentu sangat fenomenal. Pasalnya, jelas Pangdam, saat itu perang dunia II baru saja mereda. Atas keberhasilannya tersebut, ia mendapat gelar kebangsawanan dari Ratu Elizabeth II dan menjadi orang terkenal di dunia.
Lantas, kata Pangdam, kenapa Tenzing Norgay tak ikut menjadi terkenal dan tak mendapatkan suatu gelar kehormatan seperti layaknya Hillary Edmund? Padahal, Tenzing merupakan pemandu yang menentukan keberhasilan Hillary Edmund.
“Padahal, dia bisa saja menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Everest dan bukan Hillary,” ungkap Mayjen TNI Farid Makruf.
“Setelah Hillary bersama Norgay kembali dari puncak Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Hillary dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Norgay. Ia ditanya bagaimana perasaannya setelah berhasil menaklukan puncak gunung tertinggi di dunia itu? Ia menjawab singkat.Saya senang sekali,” imbuh Pangdam.