AKBP Kholis menambahkan, bentuk keterbukaan yang dilakukan Polres Malang, tidak sebatas pada lomba mural itu saja. Namun tetapi juga seperti menjembatani beberapa keluarga korban, untuk bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur kemudian dilanjut bertemu dengan Bupati Malang.
“Polres Malang juga telah melakukan pemasangan sambungan listrik di keluarga korban dan memberikan kemudahan akses layanan yang mereka butuhkan,”jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, pengasuh Pondok Darul Rejo Mustofa Gondanglegi, Romo Soeroso mengatakan, dirinya meminta pada Aremania untuk terus menjaga bumi Arema menjadi kondusif. Juga meminta untuk legowo dengan apa yang ada, karena semua telah ditangani oleh pengacara.
Apalagi Polres Malang membuka diri selama 24 jam, untuk menerima konsultasi yang dibutuhkan Aremania terkait kasus tragedi Kanjuruhan.
“Yang terpenting adalah kebersamaan dan silahturahmi terus jangan sampai terputus hubungan,” papar Romo Suroso.
Dirinya juga menyebut, teman-teman Aremania harus bisa membedakan dan jangan disamakan. Harus bisa membedakan antara lomba mural dengan hukum yang sedang berjalan tentang keadilan 135 nyawa yang masih belum rampung ini.
Maka sebab itu, harus kerjasama jangan sampai dibenturkan, dengan sesama teman atau dengan dengan aparat. Oleh karena itu harus solid, dalam menghadapi masalah hukum yang berjalan.
“Kita tinggal menunggu kasasi yang telah diajukan oleh JPU, semoga mendapatkan hasil keadilan yang seadil- adilnya. Kita tetap harus menyatukan visi misi sebagai Aremania,” tutup Romo Suroso.
Baca juga : Sambut Hari Pers Nasional, JLS dan Polres Malang Gelar Lomba Mural Aspirasiku
Sebagai tambahan, dalam lomba mural Jogo Bumi Arema, keluar sebagai pemenang juara 1 : Pos Lantas Gondanglegi, juara 2: Pos Lantas Karanglo, juara 3 Pos Lantas Kepanjen dan juara harapan 1 Pos Lantas Bululawang, harapan 2 Pos Lantas Karangkates dan juara harapan 3 Pos Lantas Turen. (wul/ono)
