Ia mengawali pameran di Kota Malang bukan tanpa alasan, ia melihat Kota Malang mampu menyatukan perbedaan. Termasuk kemampuan pemerintah daerah dalam mengapresiasi tiap karya seni yang muncul.
“Malang saya pilih sebagai kota pertama pameran tunggal saya tokoh bangsa, karena saya melihat Malang (sebagai) kota perdamaian yang mampu menyatu perbedaan. ini pilihan saya selain pemerintah daerah mengapresiasi cukup kuat dibanding kota-kota lain, dan saya tinggal di Malang secara otomatis menunjukkan malang punya kemampuan,” jelas Jupri.
Nantinya, serangkaian acara pameran ini tidak hanya menyuguhkan lukisan karyanya, namun juga diselingi sejumlah diskusi. Sekaligus menguatkan bahwa seniman juga mampu berartisipasi mengatasi persoalan presiden.
“Tanggal 18 jam 14.00 WIB, itu kita selenggarakan ngobrol nasional, rembuk masalah presiden di mata seniman, seniman juga harus bersuara,” ungkap Jupri.
Lewat ruang seni rupa, jupri menyampaikan seniman harus mampu berbicara. Serta berusaha memberikan gambaran kepada tokoh bangsa, bahwa seniman adalah mitra presiden. (ms3/ws7/mzm)