Pemkab Bojonegoro Ajak Warga Terus Sukseskan Imunisasi untuk Cegah PD3I

pemkab bojonegoro ajak warga terus sukseskan imunisasi untuk cegah pd3i
Pemkab Bojonegoro ajak warga terus sukseskan imunisasi untuk cegah PD3I. (foto:ist)

Menanggapi tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Indonesia baru-baru ini, dr. Whenny menjelaskan, dari Kementrian Kesehatan sudah meminta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk selalu waspada dan deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan PD3I. 

Ada upaya-upaya secara aktif yang harus dilakukan oleh Kementrian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan dan jaringannya (puskesmas), yakni melakukan SKDR (sistim kewaspadaan dini dan respon). SKDR merupakan salah satu program yang sudah dilaksanakan untuk bisa melakukan deteksi dini sebagai wujud kewaspadan. Karena semakin cepat diketahuinya kasus yang diduga, semakin cepat adanya pencegahan agar tidak terjadi penularan lebih luas.

Bacaan Lainnya

Maka setiap kali mendapatkan gejala campak, misalkan mata merah, panas, muncul ruam merah, warga diminta melaporkan ke petugas kesehatan terdekat. Agar bisa segera dilakukan deteksi dini dengan pengambilan sampel untuk memastikan benar terserang campak atau bukan. Jika terbukti campak maka akan dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat agar tidak terjadi penularan.

Untuk di Bojonegoro, hingga saat ini, Dinas Kesehatan belum menerima laporan adanya pasien terduga campak. Bojonegoro termasuk 3 kabupaten tertinggi untuk pencapaian imunisasi rutin lengkap berdasarkan hasil evaluasi Provinsi.

Terdapat dua jenis virus yang menyebabkan campak rubeola dan rubella. Tetapi gejala yang ditimbulkan sama yaitu panas, ruam merah di seluruh badan, dan mata merah. Tanda-tanda tersebut muncul setelah 7-14 hari tertular virus. Sedangkan fase paling menularnya adalah 4 hari sebelum muncul ruam hingga 4 hari setelah hilang ruam, kira-kira hampir 2 minggu. 

Campak sendiri adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus yang sangat menular yang menyerang sistem pernapasan. Virus berdiam dalam sistem pernapasan, sehingga virus menular dengan berbagai cara, misalnya melalui batuk, bersin, atau sentuhan. Karena virus ini menyebar melalui udara, virus ini dapat bertahan hidup di luar tubuh selama 2 jam.

Pos terkait