Jakarta, SERU.co.id – Kabar mengenai manajemen Arema FC yang mempertimbangkan untuk membubarkan klubnya baru-baru ini sedang hangat diperbincangkan. Sebelum kabar ini berembus, serangkaian peristiwa buruk menimpa klub berjuluk Singo Edan ini.
Dimulai dari Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu yang menewaskan 135 orang. Klub mendapatkan sejumlah penolakan saat memainkan laga kandang di berbagai kota. Insiden lainnya adalah saat bus Arema FC dilempari batu oleh sejumlah orang usai laga melawan PSS Sleman pada Kamis 26 Januari 2023.
Selang tiga hari kemudian, Kantor Arema FC dirusak oleh sejumlah orang yang tidak dikenal. Peristiwa ini menimbulkan kerusuhan antara kelompok penyerang dan suporter klub.
Baca juga: Arema FC Pertimbangkan Bubar
Dari peristiwa-peristiwa buruk tersebut, manajemen Arema FC mempertimbangkan untuk membubarkan klubnya jika dinilai tidak kondusif. Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI) Tatang Dwi Arifianto mengatakan, pihaknya mempertimbangkan pembubaran klub jika dirasa upaya dan itikad dari klubnya tidak memenuhi keinginan banyak pihak.
“Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa,” seru Tatang beberapa waktu lalu.
Lalu, apa konsekuensi yang akan diterima Arema FC jika klub bubar dan mundur dari Liga 1?
Berdasarkan Pasal 7 Regulasi Kompetisi Liga 1 2022/2023, klub yang mengundurkan diri setelah kompetisi dimulai akan menerima sejumlah sanksi. Pertama, seluruh pertandingan yang sudah dijalani tidak sah dan otomatis dihapus dari klasemen akhir Liga 1. Hal ini berlaku juga bagi tim lawan. Jadwal dari sisa pertandingan juga akan dihapuskan.