Diskopindag Kota Malang Optimis Retribusi Pasar 2023 Tembus Rp7,25 Miliar Lebih

Kepala Diskopindag Kota Malang saat berkunjung ke Pasar Blimbing. (ws7) - Diskopindag Kota Malang Optimis Retribusi Pasar 2023 Tembus Rp7,25 Miliar Lebih
Kepala Diskopindag Kota Malang saat berkunjung ke Pasar Blimbing. (ws7)

Malang, SERU.co.id – Sempat melampaui target di tahun 2022, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang optimis retribusi pasar di tahun 2023 akan mencapai Rp7,25 miliar bahkan lebih.

Salah satu faktor pendorong rasa optimis tersebut, karena berakhirnya masa pandemi di awal tahun ini.

Baca Juga

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menyampaikan, hasil retribusi pasar di tahun 2022 mencapai Rp7,1 miliar. Lebih tinggi dari yang ditargetkan sebesar Rp7 miliar.

“Tahun lalu target retribusi pasar kita mencapai Rp7 miliar, tetapi yang kami dapatkan lebih dari itu sekitar Rp 7,1 miliar. Di tahun ini kita optimis dan terus mengupayakan, agar bisa mencapai Rp7,250 miliar, bahkan juga bisa lebih,” seru Eko.

Baca juga : Aplikasi ‘Malpro’ Dorong Perkembangan UMKM Kota Malang

Target Diskopindag di tahun 2023 menjadi Rp7,25 M. Namun setelah melihat kondisi pasca pandemi, Diskopindag optimis bisa memenuhi target tersebut, bahkan lebih tinggi.

Selain itu, upaya lain yang tengah diupayakan Diskopindag Kota Malang adalah fokus di bidang pelayanan. Yakni dalam hal penertiban administrasi kepada masyarakat, termasuk dalam hal mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB).

“Mengurus NIB itu administrasinya gratis, yang kita pungut hanya retribusi penjualan. Ini sebagai pemicu atau pemacu dari pedagang, agar lebih percaya kepada pemerintah. Sehingga ke depan, pasar rakyat ini akan kita buat lebih maju dan mempengaruhi pada pendapatan retribusi,” jelasnya.

Baca juga : Diskopindag Kota Malang Bekali Anak Muda Dengan Kemampuan Fotografi

Tak hanya itu, strategi lain dalam menaikkan retibusi pasar adalah rencana penerapan penarikan retribusi dengan menggunakan QR Code atau Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS). Selain lebih efektif, upaya ini dilakukan Diskopindag dalam mengatasi kebocoran retribusi.

“Tentunya kita ingin tidak ada kebocoran dalam pembayaran retribusi ini dan cashless. Ini sudah mengarah ke sana, tapi untuk itu kita juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cashless,” ucapnya.

Dari sekian pasar yang ada di Kota Malang, pendapatan Pemkot di sektor retribusi pasar tertinggi adalah dari Pasar Blimbing dan Pasar Besar. Sedangkan retribusi terendah adalah Pasar Embong Brantas.

“Kalau Pasar Embong Brantas itu, karena pasarnya kecil terus barang yang dijualkan itu second. Kadang pasarnya buka, kadang tutup. Sehingga itu mempengaruhi  penghasilan retribusi pasar,” imbuhnya. (ws7/rhd)  

 

Berita Terkait