Anwar menilai, kondisi ini menunjukkan adanya kegagalan dalam mendidik anak-anak Indonesia untuk memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik. Kesalahan yang dilakukan anak ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya sebab ada unsur kesalahan sekolah, orang tua, masyarakat, serta pemerintah.
“Karena selama ini kita lihat semua kita hanya sibuk memikirkan masalah ekonomi dan politik saja dan abai terhadap masalah agama dan budaya yang harus tanamkan dengan baik kepada anak-anak kita,” ujarnya.
Sementara itu, pemerhati anak Retno Listyarti mengatakan jika fenomena ini mungkin dapat terjadi sebagai imbas dari pergaulan bebas oleh remaja. Terlebih, mereka tidak memiliki dasar pengetahuan tentang seks yang benar.
“Pendidikan kesehatan reproduksi secara sinergi dapat dilakukan pada anak-anak oleh guru di lingkungan sekolah dan orangtua di lingkungan keluarga, semua harus berkolaborasi mencegah karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujarnya. (hma/rhd)
Baca juga:
- Wali Kota Malang Tinjau Lapak Hewan Kurban Pastikan Bebas Penyakit Jelang Iduladha
- Kapolresta Malang Kota Berikan Penghargaan 24 Orang Personel Polri dan Dinsos
- Danlanud Abd Saleh Sampaikan Progres Persiapan Venue Cabor MPI Porprov IX Jatim
- BPS Kota Malang Sebut Masa Panen Bahan Pokok Penyebab Deflasi -0,21 Persen
- Jembatan Splendid Tak Bisa Diperbaiki Permanen, Alokasi Anggaran 2026