Anwar menilai, kondisi ini menunjukkan adanya kegagalan dalam mendidik anak-anak Indonesia untuk memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik. Kesalahan yang dilakukan anak ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya sebab ada unsur kesalahan sekolah, orang tua, masyarakat, serta pemerintah.
“Karena selama ini kita lihat semua kita hanya sibuk memikirkan masalah ekonomi dan politik saja dan abai terhadap masalah agama dan budaya yang harus tanamkan dengan baik kepada anak-anak kita,” ujarnya.
Sementara itu, pemerhati anak Retno Listyarti mengatakan jika fenomena ini mungkin dapat terjadi sebagai imbas dari pergaulan bebas oleh remaja. Terlebih, mereka tidak memiliki dasar pengetahuan tentang seks yang benar.
“Pendidikan kesehatan reproduksi secara sinergi dapat dilakukan pada anak-anak oleh guru di lingkungan sekolah dan orangtua di lingkungan keluarga, semua harus berkolaborasi mencegah karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujarnya. (hma/rhd)
Baca juga:
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen
- Fenomena Corn Moon Berbalut Blood Moon Hiasi Langit Indonesia 7-8 September 2025