Sehingga peristiwa tersebut tidak diketahui oleh siapa pun termasuk pihak pondok. Hingga seusai sholat jamaah selesai, pihak kepala kamar baru mendapatkan komplain.
“Artinya pengurus baru tahu, baru mengumpulkan pengurus yang lain baik dari sekolah maupun pengurus yang lain. Sebetulnya terjadinya kemarin bukan kelalaian pondok pesantren. Karena di manapun, pasti ada celah ada kemungkinan kekerasan,” akunya.
Dia menyebut, meskipun sistem pendidikan yang diterapkan di ponpes tersebut sudah maksimal. Mereka akan kembali mengintrospeksi dan meningkatkan hal tersebut.
“Kita juga memberikan kesadaran lagi dan sejak ada sorotan baik sekolah negeri bahwa ada bully. Kami tekankan kepada santri, bahwa sekarang tetap saling menghormati saling kerja sama,” ucapnya.
Ditambahkannya, pihaknya setiap tahun selalu melakukan studi banding ke pesantren mengenai penanganan antisipasi bulliying.
“Jadi kita update terus, dimana ada pondok yang bagus kita aplikasikan di pondok ini,” tambahnya. (wul/ono)
