Wanita yang sudah berjualan di Pasar Kepanjen sejak tahun 1982 tersebut menjelaskan, pemicu kenaikan itu lantaran para petani yang enggan memanen cabai. Karena memilih berlibur perayaan tersebut.
“Ya yang mengunduh gak ada, kalau naik seperti itu yang ngunduh tidak ada yang butuh banyak, jadi naik. Kaya gini (turun) yang ngunduh ada yang butuh sudah selesai,” terangnya.
Menurutnya, kenaikan harga itu tidak berpengaruh terhadap jumlah jualannya. Justru karena momen, peminatnya melonjak di bandingkan hari-hari biasanya.
“Pokok kalau naik ya laris, 20 kilogram tidak mesti. Bisa 30 kilogram, kemarin habis 30 (Nataru),” tutur Suparti.
Selain faktor kurangnya tenaga pengunduh, intensitas hujan yang cukup tinggi tengah melanda juga membuat cabe-cabe gagal di panen karena rusak.
Senada dengan wanita Manula tersebut, pedagang cabe lainnya di Pasar Kepanjen, Lutfi (35) juga mengaku, cabe yang dirinya jual sudah mulai mengalami penurunan. Dia menyebut sebelum perayaan Nataru, harga cabe di angka Rp50 ribu perkilogramnya.
Lutfi menuturkan, meskipun cabe kecil mengalami penurunan, namun beberapa cabe yang turut dirinya jual mengalami kenaikan. Seperti cabe besar dari harga Rp18-19 ribu perkilogram, naik menjadi Rp25-26 perkilogramnya. Cabe keriting dari Rp30 ribu, naik menjadi Rp40 ribu. Dan untuk cabe hijau kecil sekarang menyentuh harga Rp55 ribu yang sebelumnya hanya Rp48 untuk perkilogramnya. (wul/mzm)
Baca juga:
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen
- Fenomena Corn Moon Berbalut Blood Moon Hiasi Langit Indonesia 7-8 September 2025