Di antaranya komoditas pisang dengan andil -0,02 persen (mtm), buah naga -0,01 persen (mtm), cabai merah -0,01 persen (mtm), batu bata -0,01 persen (mtm), dan sabun cair -0,01 persen (mtm). Penurunan harga pisang, buah naga dan cabai merah akibat masih berlangsungnya musim panen yang membuat komoditas ini melimpah.
Di tahun 2023, Kota Malang perlu bersiap menghadapi sejumlah tantangan yang menyebabkan fluktuasi inflasi di masa mendatang. Beberapa tantangan tersebut diantaranya tingginya harga pangan dan energi dunia akibat cuaca ekstrim maupun berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina.
“Meski demikian, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun 2023 akan lebih rendah dibanding tahun 2022,” imbuh Samsun.
Salah satu upayanya, lanjut Samsun, melalui sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan (BI) akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3,0 persen + 1 persen.
Sementara, Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini menyampaikan, laju inflasi juga dipengaruhi tingginya permintaan di masa liburan natal dan tahun baru.
“Meningkatnya permintaan mendorong juga kenaikan harga komoditas pangan dan transportasi, karena banyak yang libur dan rekreasi,” jelas Erny. (ws7/rhd)
Baca juga:
- Pelajar SMK di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai Usai Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
- Kenaikan Harga Jelang Nataru, Akademisi UMM Desak Pemerintah Perkuat Sistem Pangan Berkelanjutan
- Banjir Bandang Terjang Sumatra, Akademisi UMM Soroti Lemahnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
- Raih Predikat Hotel Terfavorit di Batu Tourism Award 2025, Ini Kata GM Aston Inn Batu
- Bupati Sumenep Selamatkan Pegawai Honorer, Ribuan Pegawai Diangkat PPPK Paruh Waktu








