Erfan menyebut, untuk upaya damai langsung oleh pihak keluarga F masih belum ada, hanya dijembati dari podok pesantren. Namun dirinya tetap menuntut agar terduga tersangka dikeluarkan dari pondok.
“Yang saya tuntut, pelaku harus dikeluarkan dari pondok. Soalnya kita ambil dari masa depan teman-teman yang lain, agar tidak jatuh korban berikutnya,” tegasnya.
Dia menyebut, menurut keterangan pihak pengasuh pondok, kedua anak yang memanasi dan memukul anaknya adalah anak baik. Sebelumnya belum ada kejadian seperti ini.
“Semua orang di pondok ini kaget. Anak pendiam kayak gini kok ujung-ujungnya ada kejadian yang luar biasa, jadi sama-sama pendiam dan sama-sama baik. Nggak ada catatan-catatan kenakalan di sekolah,” ucapnya.
Meskipun begitu, dirinya terus akan tetap melakukan laporan ke pihak kepolisian. Namun, rencana tersebut juga melihat itikad baik dari pihak keluarga terduga tersangka terlebih dahulu.
“Kita ambil hasil visum. Insya Allah hari Senin akan melapor ke polisi. Tapi kita lihat dari itikad baik dari sisi keluarga pelaku. Sampai saat ini, yang baru masuk rumah ini baru dari pondok, kepala sekolah, ketua kamar, ketua pondok, kemarin sore ke sini untuk sowan dan mediasi,” ujarnya.
Menurutnya, pihak pondok juga berjanji untuk masalah sekolah akan menggunakan metode Daring. Untuk hafalan, ke ustaz pondok yang rumahnya dekat kediamannya akan melakukan pengawasan langsung. Serta guru BK dan psikolog.
Untuk pihak pondok pesantren AYS- Syadszili, masih belum memberikan jawaban. Saat didatangi oleh SERU.co.id, pihak pengelola sedang tidak ada di tempat. (ws6/mzm)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan