Jakarta, SERU.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut, potensi radikalisme di masyarakat meningkat jelang Pemilu 2024. Hal ini sekaligus merespon pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko tentang peningkatan radikalisme pada 2023-2024.
“Apa yang disampaikan oleh Pak Moeldoko itu kan sebagai ‘warning’, itu kan hasil riset kita yang disampaikan sebagai sebuah ‘warning’. Menghadapi Pemilu 2024 bisa saja orang melakukan segala upaya, segala cara, tetapi ternyata cara itu adalah cara yang mengarah kepada pelanggaran hukum,” seru Kepala BNPT Boy Rafli Amar, Rabu (26/10/2022).
Boy menyampaikan, orang dapat melakukan berbagai cara jelang Pemilu 2024, termasuk melakukan tindak kekerasan yang mengarah ke pelanggaran hukum. Menurutnya, BNPT telah mengambil langkah mitigasi agar hal tersebut tidak terjadi jelang Pemilu.
“Ini kan antisipasi agar jangan nanti dalam pesta demokrasi itu menggunakan cara cara yang bisa menimbulkan keresahan, terutama aktivitas berbasis kekerasan,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat untuk bersama-sama membangun kehidupan demokrasi yang mencegah berbagai tindak kekerasan.
“Kalau kekerasan meningkat, indeks demokrasinya pasti turun. Itu saja,” pungkasnya. (hma/rhd)
Baca juga:
- Antisipasi Kecurangan Penjualan BBM, Satreskrim Polres Malang Tinjau SPBU
- PT SMI Suntik Dana Rp1 Triliun, Targetkan 55 Persen Tol Bocimi Segera Beroperasi
- Pembangunan Pasar Kolpajung Pamekasan Capai 60 Persen, Menteri PUPR: Ventilasi Terlalu Sempit
- Antisipasi Kecurangan di SPBU, Polres Pasuruan Kota Patroli di Sejumlah SPBU
- Menteri PUPR RI Minta Renovasi Stadion Pamelingan Pamekasan Dipercepat