Adapun jenis pendampingan yang akan dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi terhadap hasil urban farming itu sendiri. Dimulai dari proses pembibitan sampai bagaimana cara mengolah dan memasarkan produk tersebut.
“Pasca produksi banyak warga yang mengolah secara langsung. Dispangtan juga melaksanakan pembinaan dalam rangka bagaimana memproduksi bahan-bahan dari pertanian, perikanan untuk bernilai jual yang lebih tinggi,” lanjutnya.
Adapun target dalam program tersbeut yaitu seluruh elemen masyarakat di Kota Malang. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan stimulus terhadap masyarakat untuk pemanfaatan lahan yang ada dalam hal pertanian.
“Ini untuk memotivasi dan merangsang serta memberi pendampingan termasuk memberikan apresiasi agar kegiatan ini terus dilaksanakan warga. Tentu agar masyarakat bisa menyediakan bahan pangan secara mandiri di pekarangan masing-masing,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Lilis Pujiharti mengaku, jika urban farming yang diselenggarakan oleh pihaknya tersebut merupakan kali keduanya. Meskipun demikian, di tahun ini partisipasi dari setiap peserta sendiri sangat besar.
“Tapi memang belum merata, karena ketersediaan lahan. Karena ada yang betul-betul lokasinya pemukiman, itu sulit sekali dipakai usaha urban farming,” ucap Lilis.
Adapun puncak dari program tersebut yaitu Gebyar Urban Farming yang diselenggarakan di Gedung Kartini tersebut. Hal ini tentu menjadi semangat dalam hal pemenuhan ketahanan pangan dimana bertepatan tidak jauh dengan Hari Pangan Sedunia 2022.