Andik juga menceritakan, saat mensucikan Daffa ada beberapa luka di badannya. Seperti yang terdapat di pahanya bekas merintis (Iritasi), yang diduga seperti bekas gas air mata. Kemudian tulang pipinya lebam, kemungkinan terinjak-injak, tidak dipukul.
“Ia tidak mungkin berani ikut rusuh. Katanya, ia sudah akan turun dan keluar dari ribune lalu kena gas air mata, Ia balik naik lagi,” tuturnya.
Menurut Andik, harus ada lagi yang bertanggung jawab. Saat ini dia merasa semua saling lempar tanggung jawab, cuci tangan.
“Pas, Indosiar jam tayangnya malam. Kalau panpel saya rasa nggak,” katanya.
Atas meninggalnya putranya itu, anak kedua andik dan sang ibu masih trauma untuk menonton langsung ke stadion.
“Kalau menurut saya ini takdir. Nggak usah di stadion, pulang kecelakaan juga bisa,” tutupnya. (ws6/ono)