Malang, SERU.co.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sampaikan pentingnya sertifikasi halal serta digitalisasi terhadap dunia Usaha Mikro Kecil (UMK) di Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan Gubernur dalam kegiatan Festival Produk Halal Jatim Bangkit yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, di Gedung Bundar UNISMA, Sabtu (10/9/2022).
“Hari ini kita menemukan ISNU yang menjawab persoalan umat. Ini adalah format yang kita harapkan. Mudah-mudahan ini adalah perwujudan awal dari kebangkitan usaha rakyat kita,” seru Khofifah, dalam sambutannya.
Menurutnya, membangun sinergi yang lebih kuat lagi merupakan keharusan bagi ISNU Jawa Timur. Sehingga harapannya, ISNU Jawa Timur sendiri dapat memberikan pendampingan yang baik bagi masyarakat.
“Harus ditambah (kolaborasi), apalagi kalau kita lihat prediksi 10-20 tahun ke depan. UMKM dunia 99 persen akan berjalan secara online, juga berjalan melalui platform-platform E-Commerce,” imbuhnya.
Dijelaskan olehnya, populasi UMKM di Jawa Timur sendiri terbilang cukup besar. Terdapat 98,95 persen jenis UKM berdasarkan persentase usaha non pertanian serta menurut skala usaha.
“Jadi sekarang itu re-grouping bagaimana UMKM yang sudah didampingi ini bisa masuk ke ranah digital. Bagaimana digitalisasi UMKM dan menyiapkan platformnya itu bisa difasilitasi oleh ISNU,” tuturnya.
Hal itu juga didukung berdasarkan perkembangan keuangan negara-negara Islam di dunia. Dimana Indonesia sendiri menjadi pusat terbesar atas hal tersebut. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia.
“Tetapi posisi NU itu ada dimana, apa dan seberapa banyak kontribusi dari ISNU?. Sehingga mari kita lebih luaskan koneksi kita dengan berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur,” pesannya.
Dirinya berharap, dengan adanya sertifikat pendampingan proses produk halal (PPH) yang diinisiasi oleh ISNU Jawa Timur ini. Dapat menjadi jawaban atas peluang-peluang tersebut.
“Jatim punya one pesantren one produk, ada juga kawasan industri halal bagi UMKM. Sehingga UMKM kita harus naik kelas, fasilitasi harus ditingkatkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof M Mas’ud Sa’id mengatakan, dirinya sepakat dengan apa yang disarankan oleh Gubernur Jatim tersebut. Seperti diketahui, UKM di Jawa Timur sendiri menopang perekonomian wilayah sebesar 65 persen.
“Sesuai dengan permintaan Bu Gubernur, teknologinya yang kita kuatkan. Dan kawan-kawan kita sangat bagus dalam merespon ini,” kata Mas’ud.
Menurutnya, ISNU pusat telah melakukan manuver di berbagai seluruh provinsi se Indonesia untuk melakukan pelatihan pendampingan produk halal.
“Alhamdulillah dimulai bulan April kita angkanya yang mendaftar 6.300 dan yang dilatih 3.450 yang lulus 2.000. Dan itu angka yang paling tinggi di Indonesia,” tuturnya.
Selain penyerahan sertifikat pendamping Proses Produk Halal (PPH) dan sertifikat halal UMK. ISNU juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal pendampingan UMKM. (bim/ono)