Malang, SERU.co.id – Dibalik kemeriahan tradisi larung petik laut di Pelabuhan Sendang Biru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, menyimpan mitos. Tradisi larung petik laut ini menyimpan mitos, jika prosesi dilakukan secara benar, maka hasil tangkapan ikan oleh nelayan akan berlimpah. Dan mitos ini sangat diyakini oleh ribuan nelayan setempat sejak lama dan turun temurun.
Diakui Kepala Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumawe, Jonathan Saptoes, tradisi larung petik laut ini memiliki mitos yang sangat dijaga dan diyakini secara turun temurun. Pasalnya, keyakinan ini identik dikaitkan dengan produktifitas tangkapan nelayan.
“Tradisi ini sudah digelar sejak leluhur kami. Larung sesaji petik laut begitu dipercaya para nelayan, agar mendapat berkah saat menangkap ikan. Diyakini atau tidak, jika dilaksanakan sesuai tradisi, maka hasil tangkapannya melimpah,” seru Jonathan Saptoes, disela prosesi petik laut di Pelabuhan Sendang Biru, Selasa (27/9/2022).
Jonathan pun mencontohkan prosesi tradisi larung petik laut yang diyakini dapat mendatangkan berkah melimpah. Dijelaskannya, dalam pelaksanaan larung petik laut ini harus dilakukan pada pukul 12.00. Jika molor dari jam yang diyakini, maka akan ada peristiwa buruk
“Dulu pernah bergeser jamnya. Kemudian ada saja kesialan-kesialan yang datang menghampiri nelayan saat pergi berlayar di laut,” timpalnya.
Selain harus tepat pukul 12.00, lanjut Jonathan, pelaksanaan petik laut juga tidak boleh diganti selain tanggal 27 September di setiap tahunnya.
“Di tahun 2016 silam, pernah larung petik laut ini tidak digelar. Imbasnya tangkapan nelayan turun dan banyak kejadian yang tidak diinginkan. Percaya tidak percaya, tapi ini terjadi dan begitu diyakini para nelayan,” bebernya.