Malang, SERU.co.id – Dalam rangka memitigasi risiko kekerasan beberasis gender dan peningkatan angka stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar sosialiasi kepada seluruh elemen masyarakat di Kecamatan Kedungkandang, di Hotel Atria Malang, Senin (26/9/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji yang juga menjadi Keynote Speaker mengatakan, kedua isu ini menjadi atensi Pemkot Malang. Yaitu pencegahan stunting dan mitigasi risiko kekerasan berbasis gender.
“Pencegahan stunting yaitu dengan menjamin akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga Kota Malang. Adapun mitigasi kekerasan berbasis gender yaitu dengan mewujudkan Kota Malang yang rukun,” seru Sutiaji dalam sambutannya.
Ia juga mengatakan, pemahaman terhadap posisi perempuan yang selalu di nomor duakan adalah hal yang salah. Menurutnya, kesetaraan gender tidak bisa disamaratakan, melainkan harus ada timbal balik atau pemenuhan terhadap hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
“Masih ada stigma kalau perempuan itu di bawah. Sehingga kalau demikian maka rawan untuk mendapatkan perlakuan tidak baik dari kaum bapak, maka itu tidak benar,” imbuhnya.
Permasalahan eksploitasi berbasis gender dan stunting sendiri tidak hanya difokuskan di wilayah Kecamatan Kedungkandang saja. Melainkan semua wilayah harus mendapatkan pemahaman yang sama terkait hal ini.
“Penanganan stunting harus dipahami secara utuh oleh seluruh perangkat daerah. Perlu diketahui, ada penyebab langsung dan tidak langsung, ada intervensi spesifik (30 persen) dan intervensi sensitif (70 persen). Sehingga urusan ini bukan hanya urusan dinas terkait, tapi urusan semuanya termasuk komunitas dan lembaga lainnya,” tutur Wali Kota Malang tersebut.