Menuju 2028 Kota Malang Bebas Banjir, Pemkot Fokuskan Masterplan Drainase sebagai Acuan

Wali Kota Malang, Sutiaji saat menjawab pertanyaan awak media. (bim) - Menuju 2028 Kota Malang Bebas Banjir, Pemkot Fokuskan Masterplan Drainase sebagai Acuan
Wali Kota Malang, Sutiaji saat menjawab pertanyaan awak media. (bim)

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan, volume terdampak banjir di Kota Malang teratasi baru 10 persen. Normalnya, apabila terus dilakukan normalisasi 70 hingga 80 persen bisa teratasi.

Hal itu juga dapat dicapai setelah pembangunan boozem yang direncanakan di Taman Halilintar terpenuhi. Berdasarkan pengakuannya, drainase yang tersumbat di Kota Malang sendiri masih banyak.

Bacaan Lainnya

“Itu memang kita pakai sistemnya bukan sistem drainase, tapi kita sistem irigasi dan ini semakin menyempit. Padahal bertolak belakang dengan penanganan banjir,” tandasnya.

Di kesempatan yang sama, Plt Kepala DPUPRPKP Kota Makang, Ir Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, untuk pembangunan boozem di Taman Halilintar tersebut terkendala oleh lahan. Dimana lahan yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan bukan aset milik Pemkot.

“Ya nanti kalau bisa beli tanah dulu, luas kok disana, lumayan kalau dibikin dalem bisa menahan air, kalau tidak deras itu bisa dilepas. Jadi tidak kena ke pemukimannya,“ kata Diah.

Dia juga mengatakan, untuk wilayah yang mengalami banyak penyumbatan yaitu di Kecamatan Lowokwaru. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya bangunan sehingga menyebabkan pembuangan di wilayah tersebut turut meningkat.

“Terutama aliran dari Suhat masuk ke Jalan Letjen Sutoyo dan Jalan Letjen S Parman. Karena di sana kita pakai saluran irigasi yang digunakan sebagai saluran drainase sehingga kapasitasnya beda,” lanjutnya.

disclaimer

Pos terkait