Untuk itu, dirinya meminta kepada seluruh pimpinan di tingkat kelurahan hingga kecamatan untuk terus mengawasi pergerakan stunting. Menurutnya, dalam menangani stunting tersebut bukanlah tanggung jawab institusi saja, melainkan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan Kota Malang bebas stunting.
Terlebih lagi, Pemkot Malang telah memetakan beberapa wilayah dengan potensi stunting tinggi. Beberapa diantaranya adalah Kelurahan Lowokwaru, Tlogomas hingga Dinoyo. Dia mengaku, wilayah-wilayah potensial tinggi terhadap stunting ini disebabkan banyaknya pasangan usia subur.
“Meskipun daerah-daerah itu angka kemiskinannya rendah tapi pasangan usia suburnya kan tinggi, sehingga berpotensi stunting. Sehingga kesadaran masyarakat perlu untuk ditingkatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, Rembuk Stunting ini merupakan aksi ketiga dari upaya Pemkot Malang menangani stunting. Aksi pertama adalah penetapan lokasi prioritas stunting, kedua adalah rencana kerja dan itu sudah kita laksanakan semua.
“Jadi ini merupakan kelanjutan dari rencana satu dan dua ini, untuk stunting ini kan holistik ya. Tidak hanya di dalam pemerintah kota malang saja, tapi juga diluar,” kata Husnul.
Senada dengan Wali Kota Malang, dirinya berharap agar penanganan stunting ini dapat diperhatikan oleh setiap elemen masyarakat. Menurutnya, persoalan stunting bukanlah urusan Dinas Kesehatan saja, tetapi semuanya harus bergerak.
“Jadi beberapa stakeholder dan berbagai unsur masyarakat ini kita undang semuanya nanti. Dan yang terpenting adalah komitmen dari semuanya itu,” pungkasnya. (bim/mzm)
Baca juga:
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha
- DPRD Kota Malang Soroti Rencana Pembangunan Gedung Parkir Kayutangan dan Nasib Jukir
- Wali Kota Target Kickboxing Kota Malang Raih Delapan Emas di Porprov IX Jatim 2025