Malang, SERU.co.id – Keterbatasan fisik tak menyurutkan Nurfaizah untuk bisa membaca dan menghafal Al quran. Keinginan kuat dilanjut usaha sungguh-sungguh membuahkan pertolongan Allah SWT. Di waktu usia 21 tahun, Nurfaizah (44), seorang tunanetra yang berprofesi sebagai tukang pijat sudah dapat menghafal sebanyak 30 jus Al-quran.
Dirinya menyebut, keinginan itu mulai tumbuh sejak usianya menginjak 19 tahun yang ikut mengaji karena ajakan oleh adiknya.
“Awalnya tahun 1997 saat umur 19 tahun saya ikut-ikutan teman datang ke tempat ngaji. Adik saya yang menuntun saya datang ke sana,” seru Nurfaizah kepada SERU.co.id.
Dirinya juga mengaku, saat mendengar kitab suci itu terdengar adem dan tenang. Ditambah lagi ketika melihat rekan-rekannya membaca Al-quran secara fasih dan benar, ia semakin tertarik untuk belajar.
“Sedangkan saya tidak bisa melihat. Tapi saya ingin membaca Al-quran sama seperti teman-teman yang normal,” terangnya.
Dari keinginannya yang semakin kuat, dirinya mencari cara agar bisa ikut membaca kalamullah itu, meskipun dengan keterbatasan yang dirinya sandang. Dirinya memutuskan untuk belajar menghafal, dibawah tuntunan guru yang bernama ustadz M. Nuryasin.
Dirinya mengaku kesulitan saat menggunakan Al-Quran Braille. Sehingga Nurfaizah, mengunakan metode mendengar lafalan ayat-ayat suci tersebut yang dibacakan oleh gurunya, kemudian dia mengikutinya dengan berulang-ulang.
“Bacanya setiap waqof. Itu bisa diulang 3 sampai 4 kali. Setelah sampai satu ayat, baru saya baca semuanya ayat yang sudah saya hafal tadi,”jelasnya.
Seiring bertambahnya waktu, kegigihannya menghafal semakin membuahkan hasil. Dirinya semakin fasih menghafal Al-Quran. Jarak yang cukup jauh antara rumah dengan tempat mengaji bukan juga hambatan. Meskipun membutuhkan waktu hingga 10 menit, hal tersebut tidak menyurutkan semangat itu.
“Adik saya membantu saya, kadang jalan sendiri, ya kadang bareng bersama teman. Saya sudah hafal jalannya karena sudah sering ke sana” kata dia.
Allah akhirnya memberikan kemudahan kepada Nurfaizah. Keinginan kuat, usaha terus menerus dan kegigihannya menghafal Al quran akhirnya membuahkan hasil, 30 juz sudah dapat dirampungkan pada usianya 21 tahun, di tahun 1999.
“Orang tua bangga, semua teman-teman saya bangga, saya terharu dan sering mengulang hafalan itu,” paparnya. (ws6/ono)