Malang, SERU.co.id – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada Agustus 2022, Kota Malang secara bulanan mencatat deflasi sebesar 0,03 persen. Kondisi ini merupakan pertama kalinya, Kota Malang mengalami deflasi tahun ini, setelah bulan-bulan sebelumnya inflasi di Kota Malang tercatat tinggi.
Kepala Bank Indonesia (BI) Malang, Samsun Hadi mengungkapkan, deflasi bulan lalu dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,37 persen. Meskipun demikian, sejumlah kelompok pengeluaran lainnya masih mengalami inflasi.
“Kelompok penyumbang inflasi antara lain, pendidik sebesar 0,10 persen, transportasi 0,09 persen dan penyedia makanan dan minuman atau restoran 0,05 persen,” seru Samsun Hadi, Minggu (4/9/2022).
Dia juga mengungkapkan, berdasarkan komoditasnya terdapat lima komoditas yang menjadi penyumbang deflasi kali ini.
“Seperti cabai rawit mengalami penurunan harga -0,18 persen, bawang merah -0,14 persen, minyak goreng -0,11 persen, daging ayam ras -0,05 persen dan cabai merah -0,05 persen,” imbuhnya.
Penurunan beberapa komoditas hortikultura tersebut disebabkan masuknya musim panen di kalangan para petani. Dengan iklim yang saat ini mendukung juga menyebabkan ketersediaan bahan pokok di berbagai sentra produksi di Jawa Timur cukup melimpah.
“Minyak goreng juga mengalami penurunan harga tiga bulan berturut-turut sejalan dengan kebijakan intervensi Pemerintah untuk menekan harga melalui Domestic Market Obligation,” kata Kepala BI Malang tersebut.
Dia juga menjelaskan, untuk harga daging ayam ras juga tercatat mengalami penurunan. Sejak sebelumnya mengalami inflasi akibat kondisi peternak ayam yang sudah kembali normal dan harga pakan ternak yang mulai membaik.
Selanjutnya Samsun Hadi menjelaskan, untuk deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada berbagai komoditas. Antara lain yaitu akademi/perguruan tinggi 0,10 persen, beras 0,08 persen, angkutan udara 0,06 persen, air kemasan 0,03 persen, dan celana panjang jeans pria 0,02 persen.
“Naiknya tarif akademi atau perguruan tinggi disebabkan sudah mulai masuknya tahun ajaran baru. Mengingat Kota Malang merupakan salah satu kota pendidikan dengan 59 perguruan tinggi,” lanjutnya.
Meskipun kondisi pergerakan ekonomi di Kota Malang mengalami deflasi, Samsun Hadi mengatakan, agar faktor risiko pendorong kenaikan harga berbagai komoditas masih perlu diwaspadai. Sembari mempertimbangkan berlanjutnya normalisasi mobilitas masyarakat.
“Ke depan, Bank Indonesia Malang tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022,” pungkasnya. (bim/ono)