Malang, SERU.co.id – Resah karena sampah ban di lingkungan semakin banyak, Supriatna (57), warga Gang Teraiat, Kelurahan Cempokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaen Malang menciptakan inovasi bernilai jual. Ia membuat replika binatang yang laku dijual sekaligus mengurai sampah ban.
Pengrajin replika dari ban bekas itu menjelaskan, dirinya dan pengurus TPS 3R lainnya di Kelurahan Cempokomulyo sempat merasa kesusahan dalam pengurangan ban bekas yang semakin lama makin menumpuk.
“Waktu itu ban bekas makin banyaknya, saya bingung mau dikemanain. Memang terlalu banyak waktu itu akhirnya saya punya pemikiran, untuk ini bisa dibuatin karya,” serunya, Selasa (30/08/2022).
Awal dia membuat karya, Nana membuat sebuah replika burung. Tapi diakuinya masih banyak sekali kekurangan.
“Cobak bikin burung- burung kecil itu, ternyata ya bisa saya bikin burung itu menarik. Awalnya masih belum sempurna, ya namanya juga baru belajar sendiri,” jelasnya.
Kemudian dirinya membenahi kesalahannya dengan penuh ketelatenan dengan talat seadanya. Kemudian mereka mencoba untuk mengunggahnya di media sosial. Namun di luar dugaan, antusias masyarakat sangat luar biasa.
Namun, buat replika burung yang terhitung kecil masih belum mengurangi sampah ban, dikarenakan dalam penggarapan satu burung hanya menghabiskan tiga ban saja.
“Akhirnya, saya bikin yang besar biar bisa menguarangi sampah ban lebih banyak. Saya coba bikin kadal raksasa waktu itu, satu kadal menghabiskan 40 ban, benar saya akhirnya saya buat yang besar- besar. Meskipun bentuknya belum sempurna, akhirnya ban berkurang sangat siginifikan,” terangnya.
Dari situ, Supriatna semakin rajin mencipta replika dari berbagai binatang. Lelaki yang akrab disapa Nana, itu juga pernah mendapatkan tawaran menyelesaikan replika di salah satu taman wisata hiburan. Seperti di Kalimantan, Gresik dan beberapa daerah lainya.
Karyanya yang paling besar menghabiskan waktu hingga tiga bulan dengan menghabiskan ban bekas kurang lebih 1.000 buah, yakni dinosaurus.
“Dinosaurus lebih tinggi, ukurannya pun 7 meter dengan menggunakan 1000 ban. Itu jadi satu ekor dinosaurus menggunakan 1000 ban,” jelasnya dengan bangga.
Untuk replika yang mudah seperti burung, dirinya kini hanya perlu memerlukan waktu satu hari untuk merampungkannya. Sejauh ini kendala yang Nana hadapi adalah kekurangan tenaga, karena diperlukan keterapilan khusus dalam pembuatan.
Dibanding 2016, sejak awal dia merintis, kini dirinya lebih sering menjadi pemburu ban bekas karena kahabisan bahan baku. (ws6/ono)