BLK Agroindustri Batu Buka Pelatihan September Depan

Instruktur BLK YPPI Line Poline sedang menunjukkan mesin alat pelatihan. (ist) - BLK Agroindustri Batu Buka Pelatihan September Depan
Instruktur BLK YPPI Line Poline sedang menunjukkan mesin alat pelatihan. (ist)

Batu, SERU.co.id – Balai Latihan Kerja Agroindustri yang berada di Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) segera menerima peserta pelatihan pada Bulan September nanti. BLK yang diresmikan gedungnya pada Januari 2022 lalu akan menyeleksi calon peserta hingga sebanyak 16 peserta terpilih yang akan dilatih sebagai peserta pelatihan angkatan pertama. Kementrian Tenaga Kerja juga sudah mengirim puluhan alat pendukung pelatihan.

Ketua Umum YPPII, Pdt. DR. Roland M. Octavianus mengatakan, alasan dipilihnya Agroindustri sebagai fokus pendidikan dan pelatihan karena potensi Kota Batu sebagai Kota Pertanian. Dengan hadirnya BLK ini iapun berharap dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat Batu yang membutuhkan. Selain itu juga mampu membentuk masyarakat yang mandiri.

Bacaan Lainnya

“Kenapa kita mengajukan BLK Agroindustri. Karena potensi Kota Batu yang paling besar selain pariwisata adalah pertanian. Maka hal ini yang kami ajukan sebagai dasar kejuruan pelatihan yang ada,” serunya.

Sementara itu, Instruktur BLK YPPI Line Poline menjelaskan, produk-produk yang akan dibuat di BLK ini akan mengarah pada produk yang masih kurang masif dikembangkan. Contohnya vegetable chip atau Keripik sayur. Karena selama ini yang paling sering diproduksi adalah fruit chip atau Keripik buah.

“Segala macam pastry, lalu pengolahan edible flower seperti bunga telang bakal kita ajarkan di sini. Karena ini BLK Agroindustri tidah hanya fokus pada makanan. Kita juga akan mengajarkan handycraft bunga kering,” ujarnya.

Balai Latihan Kerja Agroindustri di YPPII, dibangun dengan dana bantuan dari Kementrian Tenaga Kerja sebesar Rp500 juta. Beberapa mesin yang sudah didatangkan sebagai alat latihan di antaranya mesin pengupas biji kopi basah dan kering, fruit slicer, mesin pengiris, alat peras, parutan jahe, mixer adonan permen jahe, hingga cup sealer. Peserta pelatihan yang lolos penyaringan akan berlatih selama 160 jam dengan 30 persen teori dan 70 persen praktik. (dik/mzm)


Baca juga:

Pos terkait