“Melalui berbagai inovasi program dan kebijakan di bidang informasi dan komunikasi serta pengembangan teknologi informasi,” ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko di depan Gubernur Jatim mengungkapkan, saat ini dunia komunikasi dan informasi sangat memegang peranan terutama dalam peranan pemulihan dunia ekonomi. Transformasi digital dan literasi digital serta media sosial sebagai media informasi, merupakan salah satu solusi untuk bisa bangkit dari keterpurukan akibat covid 19. Pemerintah juga dituntut untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat melalui transformasi digital di segala lini sektor termasuk birokrasi.
“Kota Wisata Batu menyambut dengan beberapa program transformasi digital dalam program pemerintah daerah termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia teknologi serta peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi,” ujarnya.
- UB Kukuhkan Lima Profesor Baru Lintas Bidang Ilmu
- Google Gratiskan Gemini Advanced 15 Bulan untuk Mahasiswa Indonesia
- Indosat Luncurkan IM3 Platinum, Layanan Pascabayar Berbasis AI Masa Depan
Orang nomor satu di Kota Batu itu menyebutkan, Pemkot Batu telah memiliki 75 sistem informasi berbasis elektronik dalam mendukung upaya transformasi digital Kota Batu. Batu juga memiliki kelompok informasi masyarakat atau KIM di setiap desa dan kelurahan. Bahkan semua desa kelurahan di kota Batu sudah memiliki televisi desa.
“TV Desa ini dijalankan oleh anak-anak muda di seluruh desa. Pemkot Batu juga sudah 19 tahun memiliki lembaga penyiaran publik lokal yaitu Agropolitan Televisi. Saat ini , ATV merupakan satu-satunya LPPL berbentuk televisi di Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelum membuka Jatim Kominfo Festival turut memberikan sambutan. Orang nomor satu di Jatim itu menyebutkan, tugas pemerintah untuk menjaga dan mengawal serta memastikan proses transformasi informasi yang terbangun adalah yang di dalam koridor menjaga dan mengawal NKRI. Sementara, banyak juga informasi-informasi hoax dan ujaran kebencian yang beredar di masyarakat.
“Ujaran kebencian ini kalau tidak ada koridor-koridor nya, maka akan berbahaya di dalam posisi kita ketika meracik persatuan dan kesatuan, akan terurai. Ini akan berbahaya bagi upaya membangun persatuan dan kesatuan,” tegasnya.