Wayang Thengul menggunakan perangkat boneka kayu tiga dimensi. Wayang dibalut pakaian, di mana tangan sang dalang masuk ke dalamnya. Dalang menggerak-gerakkan boneka tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan tiga jari lain memegang tangkai wayang.
Berbeda dengan wayang kulit pada umumnya, layar (kelir) yang digunakan terdapat lubang kotak di tengahnya. Sehingga penonton dapat menyaksikan dari arah belakang layar. Wayang ini berbentuk boneka 3 dimensi dan biasanya dimainkan dengan diiringi gamelan pelog/slendro.
Sementara itu, Camat Margomulyo Dyah Enggarini menjelaskan Kampoeng Thengul adalah sebuah dusun yang ingin memberikan nilai tambah dari seni yang sudah ada. Di kampung tersebut tinggal dalang sekaligus pembuat wayang Thengul, mbah Sumarno.
“Oleh karena itu kami buat Kampoeng Thengul dengan upaya Thengul tidak hanya sebagai pementasan wayang. Tetapi juga mengangkat thengul menjadi seni atau budaya yang memberikan nilai ekonomi kepada warga. Selain itu dapat memberi edukasi kepada generasi masa kini untuk melestarikan dan mencintai budaya khas Bojonegoro,” terang Dyah Enggarini. (*/ono)
Baca juga:
- Kasus Mutilasi di Mojokerto Terbongkar, Potongan Tubuh Korban Tersebar di Dua Tempat
- DPKPCK Kabupaten Malang Bangun 59 Jalan Permukiman, Tingkatkan Akses dan Kesejahteraan Warga
- Pengurus Kwarcab dan Mabicab Pramuka Kota Malang Dilantik, Fokus Persiapkan Perda Pramuka
- Prabowo Reshuffle Sri Mulyani hingga Budi Arie dari Kabinet Merah Putih
- Babinsa Kedungkandang Pendampingan Pendistribusian Makan Bergizi Gratis