Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini mengingatkan, kekuatan silaturahmi antara KH AR Fachruddin di Pondok Pesantren Tebuireng dan mampu mengulur waktu Salat Tarawih. Sehingga ada guyonan pada saat itu, santri-santri Tebuireng berhasil di-Muhammadiyahkan saat ngimami Salat Tarawih pada bulan Ramadhan itu.
Terkait acara Kick Off, Panitia Satu Abad NU mengajak dukungan PW Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya. Bahkan, yang penting, “Kami meminta ada narasi dari PW Muhammadiyah soal Satu Abad NU, saat hadir dalam acara Kick Off nanti,” tuturnya.
Kiai Salam mengingatkan, adanya perbedaan antara NU dan Muhammadiyah merupakan keniscayaan.
“Kami punya komitmen bersama untuk mengukuhkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan saling menghargai sesama Muslim”.
- Warga Perum Jasatirta Ikhlas Berkurban untuk Berbagi dengan Sesama
- Sapi Kurban Seberat Satu Ton dari Presiden Disalurkan ke Masjid Baitul Aziz, Donomulyo
- Kota Batu Terima Sapi Kurban Seberat 1.049 Kg dari Presiden Prabowo
Dalam pertemuan tersebut, berhasil disepakati kesepahaman untuk melanjutkan pembicaraan tentang isu-isu strategis. Disadari pula, perlunya menjalin kerja sama menghadapi Kebangkitan Islam pada milenial kedua, antara NU dan Muhammadiyah.
Terkait acara Kick Off Harlah 1 Abad NU, KH Abdus Salam Shohib, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan banyak melibatkan partisipasi kaum milenial. Hal itu dimaksudkan untuk mengenalkan NU khususnya nilai-nilainya kepada generasi penerus dengan cara mereka. Dalam arti memformulasikan acara yang kira-kira disukai dan menarik perhatian kaum milenial.
“Karenanya, kami akan mengemas acara sesuai dengan tema besar yaitu harmoni, kolaborasi, dan inovasi. Ada beberapa skema dan acara yang belum pernah dilakukan oleh PWNU Jawa Timur. Pertama ada penampilan ISHARI milenial dari SMK Walisongo Jabung, Malang,” tuturnya.