“Dalam jangka pendek ini kami menanggulangi bencana banjir, tapi diperlukan adanya kesinambungan untuk merawat aliran air itu. Makanya tadi saya sampaikan, ini kan guyup rukun, gotong royong, kerja bakti itu pasti seperti ini. Butuh alat berat kita, yang ringan yang kecil bisa dilakukan bersama-sama semua masyarakat kerja bakti, untuk titik-titik tertentu,” tuturnya.
Untuk saat ini, lanjut Bung Edi, Pemerintah Kota Malang masih memiliki satu alat berat yang bisa mereka gunakan untuk mengangkat sedimen yang menyebabkan pendangkalan pada aliran sungai. Untuk kedepannya akan ada penambahan.
“Kita ini menangani yang skalanya ringan dan skalanya sangat berat, alatnya ini juga cuman satu. Nanti secara bertahap akan kita tambah supaya ada kecepatan menangani ngangkat sedimen ataupun sampah,” ungkapnya.
Bung Edi juga menambahkan, untuk Kota Malang, sendiri kurang lebih memiliki 26 titik kawasan langganan banjir. Untuk itu perlu dibangun drainase dan juga mempunyai masterplan yang terintegrasi secara keseluruhan.
“Kita ini ada sekitar 26 titik banjir ya kemarin itu dan selalu selesai satu timbul lagi. Untuk jangka pendek ini sangat efektif dan untuk jangka panjang kita perlu membangun drainase dan mempunyai masterplan yang terintegrasi secara keseluruhan. Sekarang sedang bekerja dan DPRD sudah ada agenda-agenda untuk melihat progres itu,” tutupnya. (ws6/ono)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha