Tak Hanya Pembeli yang Anjlok, Tapi Juga Harga Sapi
Malang, SERU.co.id – Jelang Idul Adha, yang seharusnya menjadi waktu para penjual hewan ternak mengais pundi-pundi yang lebih banyak dibanding hari biasanya, kini justru berbanding terbalik akibat maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pedagang sapi di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Syakur mengatakan, sejak wabah PMK jumlah pembeli sapi menurun drastis. Diperkirakan mencapai 80 persen dibandingkan sebelumnya.
“Kalau hari-hari biasa, saya bisa menjual sapi 5-7 ekor. Tapi kalau sekarang, laku 1 ekor saja kami sudah sangat bersyukur,” seru Syukur.
Ditahun-tahun sebelumnya, saat menjelang Hari Raya Idul Adha merupakan momen panennya para pedagang sapi dan kambing, karena jumlah pembeli biasanya meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa. Namun sekarang justru menurun drastis, di banding hari biasanya saja sangat berbeda jauh.
Dirinya mengaku tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah. Syukur hanya berharap pasar segera dibuka. Sebab dirinya dan para pedagang-pedagang yang lain hanya bisa berdagang di pinggir jalan.
Di sisi lain juga ada Mohammad Taram, pedagang sapi, yang berasal dari Kecamatan Bantur juga ikut mengeluh. Tidak hanya pembeli saja yang merosot, harga sapi juga ikut hancur.
“Untuk harga sapi Limosin berusia 8 bulan, pada hari-hari biasa bisa terjual dengan harga Rp 18 juta. Tapi sekarang akibat wabah PMK ini, hanya ditawar Rp. 15 juta,” tuturnya
Taram berharap, kondisi seperti ini segera usai. Sebab, berdagang sapi adalah profesi satu-satunya yang dirinya geluti untuk menafkahi keluarganya.(ws6/ono)
Baca Juga :
- Publik Menilai Take Home Pay DPR RI Sebesar Rp65 Juta Belum Signifikan
- Hotman Paris Minta Keadilan kepada Presiden Prabowo dalam Kasus Nadiem Makarim
- Diduga Bunuh Diri, Lansia di Pakis Bakar Tubuhnya dengan Bensin
- Delapan Pengurus Baru DPTP PKS Kabupaten Malang Dilantik, Targetkan Tujuh Kursi di Pilkada 2030
- Pasar Gadang Sering Macet, DPRD Kota Malang Desak Pemkot Atasi Masalah Lalin