Mengapa Harus Pindah ke Siaran TV Digital? Ini Alasannya

siaran tv digital kominfo
siaran tv digital kominfo

Jakarta, SERU.co.id – Pemerintah saat ini sedang menggencarkan program peralihan televisi (TV) analog ke TV digital. Kini peralihan ke TV digital telah memasuki tahap pertama untuk sebagian wilayah tertentu. Salah satunya di Jawa Timur, menyasar Kabupaten Pacitan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Banyuwangi.

Meski telah masuk ke tahap I, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui alasan di balik program ini. Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosita Niken Widyastuti menerangkan, TV digital merupakan teknologi yang akan membuat penonton TV mendapatkan gambar yang lebih jernih, suara yang berkualitas, dan gratis.

Bacaan Lainnya

“Migrasi ke TV digital itu gratis, tidak dipungut biaya apapun. Untuk meringankan masyarakat tidak usah berlangganan TV kabel, cukup pakai antena yang biasa saja, dengan menambahkan set top box,” seru Niken, beberapa waktu lalu dalam keterangan resminya.

Dalam keterangan terbaru, Niken menyampaikan, Indonesia dapat disebut terlambat dalam peralihan ke TV digital. Negara-negara lain di Asia Tenggara telah lebih dahulu menggunakannya. Terlebih, berdasarkan negara-negara anggota International Telecomunication Union (ITU) disepakati, peralihan ke TV digital paling lambat pada 2015.

“Indonesia sangat terlambat. Negara-negara di Asia Tenggara sudah migrasi ke TV digital. Negara yang paling akhir melakukan Analog Switch Off (ASO) itu Indonesia dan Timor Leste. Jadi, kita ini setara dalam hal migrasi TV digital,” ungkap Niken, akhir Mei lalu di channel Youtube Siaran Digital Indonesia.

Lebih lanjut, Niken menyebut jika perpindahaan ke TV digital sebenanya telah dibahas sejak 2002 silam. Tetapi, kala itu diperlukan perubahan ekosistem yang sangat besar.

Singkatnya, pada 2020 lalu dengan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja, di dalamnya juga membahas tentang ASO (analog switch off) yang paling lambat diterapkan dua tahun sejak UU disahkan. Niken menuturkan, urgensi peralihan ke TV digital lantaran kepentingan masyarakat akan mendapatkan siaran yang lebih bersih, suara lebih jernih, dan teknologi lebih canggih.

“Gratis nontonnya. Kenapa siaran TV digital gratis? Karena tidak langganan, tidak perlu streaming yang pakai kuota internet, tidak,” tuturnya.

Tak hanya itu, penghentian TV analog akan menghemat pengguna frekuensi. TV digital hanya akan menggunakan satu frekuensi bagi 6-12 stasiun televisi, berbeda dengan TV analog yang menggunakan satu frekuensi untuk satu stasiunTV.

“Frekuensi itu terbatas, adanya bisa ditata ulang frekuensi yang bisa digunakan untuk broadband dan lainnya, karena sekarang itu dominan dipakai broadcasting.” jelasnya.

Dengan penghematan frekuensi itu, kualitas internet dapat meningkat. Serta, dapat mengatasi blankspot.

“Sekarang kebutuhan akses internet meningkat di masa pandemi, oleh karena itu beralih ke TV digital akan mengatasi yang blankspot, meningkatkan kualitas internet, 5G, dan lainnya,” sambungnya.

Dari segi kemudahan, masyarakat juga akan mendapatkan informasi kebencanaan bila di sekitarnya terjadi bencana. Pesan kebencanaan akan langsung mengalihkan siaran televisi digital, sehingga masyarakat dapat mengantisipasinya. (rhd)

Pos terkait