Tiga Desa di Kecamatan Batu Jadi Contoh Desa Sadar Kerukunan Beragama

Wakil Wali Kota Batu dalam sebuah acara Forum kerukunan umat beragama. (dik) - Tiga Desa di Kecamatan Batu Jadi Contoh Desa Sadar Kerukunan Beragama
Wakil Wali Kota Batu dalam sebuah acara Forum kerukunan umat beragama. (dik)

Batu, SERU.co.id – Di Kota Batu terdapat dua desa yang dikukuhkan sebagai desa sadar umat beragama. Desa tersebut adalah Desa Mojorejo di wilayah Kecamatan Junrejo dan Desa Tulungrejo di Kecamatan Bumiaji. Empat agama yaitu Hindu, Buddha, Kristen dan Islam hidup rukun bersama.

Ketua FKUB Kota Batu M. Ruba’i mengatakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Batu akan menambah lagi desa yang akan mendapatkan sebutan sebagai desa sadar kerukunan beragama. Dirinya melihat, untuk kecamatan Batu, ada beberapa tempat yang berpotensi memperoleh predikat tersebut.

Bacaan Lainnya

“Sekarang sedang kita survey di Kecamatan Batu, ada tiga lokasi yang berpotensi,” serunya.

Ruba’i menyebutkan, tiga lokasi dimaksud adalah Kelurahan Songgokerto, Kelurahan Sisir dan Kelurahan Ngaglik. Penambahan desa / kelurahan sadar kerukunan umat beragama ini, bisa saja dilakukan pada tahun ini ataupun tahun depan. Sebab, fungsi tempat tersebut adalah untuk menghilangkan konflik beragama.

“Maka saya kira penambahan tempat-tempat ini perlu diperbanyak,” ucapnya

Pimpinan Muhammadiyah Batu ini juga menjelaskan syarat untuk menjadi desa / kelurahan sadar kerukunan umat beragama. Yakni, tempat tersebut harus ada minimal tiga kelompok agama yang eksis. Tempat tersebut juga harus minim konflik beragama.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso menuturkan, kerukunan umat beragama merupakan satu hal yang mutlak dalam kehidupan berbangsa. Untuk itu pihaknya mendukung upaya FKUB Kota Batu dalam menambah desa dasar kerukunan umat beragama. Termasuk Kecamatan Batu, juga layak dijadikan sebagai desa atau kelurahan sadar kerukunan.

“Karena di kelurahan songgokerto tepatnya di Songgoriti sudah ada embrionya. Setiap tahun selalu menggelar kegiatan kebudayaan,” pungkas Punjul. (dik/ono)


Baca juga:

Pos terkait