Kemudian lahan mereka dibangun lapangan terbang, dimana saat ini menjadi landasan udara Abdulrahcman Shaleh. Kemudian mereka diboyong kesini oleh tuan Mitsuyuki Tanaka, dari situlah nama dusun ini jadi Dusun Tanaka.
“Dari situlah kita memakai nama Tanaka dan unsur Negara Jepang,” terangnya.
Selain lika-liku perjuangan pembangunan yang cukup berat di masa pandemi, para pengelola juga pernah tidak digaji selama satu tahun. Sementara antusias pengunjung yang sangat bagus, membuat semangat pengelola semakin membara. Dihari biasa saja mereka dapat menjual 100-150 lembar tiket dalam sehari, sedangkan weekend mencapai 800 hingga 1.000 karcis.
Tidak hanya warga Kabupaten Malang, wisata yang baru beroperasi itu juga banyak digandrungi wisatawan dari beberapa daerah di Indonesia. Bahkan wisatawan mancanegara juga sempat berkunjung ke sana. (ws6/rhd)
Baca juga:
- Komalku dan DPRD Kota Malang Apreasiasi Pemenang Lomba Menulis Cerita Anak
- Hasil Kesepakatan Polres Batu – Desa Giripurno Final, Karnaval Desa Harus Tuntas 23.00 WIB
- Kompolnas Cek Lokasi Kematian Diplomat Kemlu dan Tidak Temukan Kerusakan Fisik
- Polisi Dalami Peristiwa Kematian Misterius Pasutri di Lawang
- Eks Marinir RI Jadi Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang ke Indonesia