Malang, SERU.co.id – Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Malang, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memberikan arahan, terkait pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022) malam di Pendapa Panji.
Gubernur Khofifah mengatakan, dirinya tidak biasa mememberikan arahan tanpa by data. Namun apabila diketahui, khususnya di Kabupaten Malang, tingkat kemiskinan secara kuantitatif, ternyata masih banyak.
“Saya tidak bisa bicara kalau tidak ada datanya. Tetapi salah satu wilayah yang menjadi perhatian kami dalam pengentasan kemiskinan, diantaranya adalah kawasan Malang Selatan,” seru Khofifah mengawali sambutannya.
Ia menilai, yang terjadi di wilayah Malang Selatan tersebut merupakan suatu kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural, dan hal itu yang selalu menjadi masalah utama di Kabupaten Malang.
“Yang terjadi di Malang Selatan tersebut, ya kemiskinan struktural dan kultural. Ini lagi diupayakan dengan dinas-dinas terkait, agar penurunan kemiskinan bisa seiring dengan peningkatan perkawinan,” imbuh Ketua Umum Muslimat NU tersebut.
Hal itu disebabkan, kebanyakan orang tua yang masih memiliki pandangan konservatif, seperti menikahkan anaknya di usia muda. Dengan harapan, ketergantungan seorang anak agar cepat terlepas, dan dapat meringankan beban perekonomian.
“Banyak yang ingin menikahkan anaknya di usia muda, agar tidak lagi bergantung kepada orang tua. Padahal ya (secara aksi) hal itu tidak akan berhasil,” pungkasnya.
Menurutnya, pemikiran seperti itu merupakan suatu kendala dalam pengentasan kemiskinan. Kendati demikian, Khofifah mengatakan, terkait pemetaan kemiskinan, tidak ada pendekatan pada teori-teori tertentu yang digunakan sebagai basisnya.
“Kalau secara praktis tanpa menggunakan teori, intervensi-intervensi dari Perguruan Tinggi lah yang selama ini masih dapat diandalkan. Sebab, dengan adanya KKN di suatu wilayah, itu dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat,” kata Gubernur Jatim.
Dalam arahannya, Khofifah menjelaskan, perlu pendakatan psikologis dan kehadiran suatu role model di tengah-tengah masyarakat. Sebab kemiskinan, tidak bisa diubah tanpa adanya kemauan yang tinggi dari setiap pribadi.
“Melalui pendekatan psikologis, bagaimana cara merubah mindset masyarakat. Mereka membutuhkan suatu contoh baik untuk ditirukan, diharapkan dapat memberikan pencerahan-pencerahan yang lebih natural,” tutupnya.
Menanggapi arahan Gubernur Jatim tersebut, Bupati Malang, Drs HM Sanusi mengharapkan, kepada seluruh jajaran OPD yang ada di wilayah Kabupatan Melang agar lebih memperhatikan hal tersebut, terutamanya pembangunan sumber daya manusia, guna dijadikan alat dalam pengentasan kemiskinan.
“Sebelumnya kita sudah banyak berkolaborasi dengan perguruan tinggi yang ada di Malang. Dari Pemerintahan pun sudah telah dilakukan upaya-upaya peningkatan skill, seperti pelatihan, mungkin ini sesuai dengan arahan Ibu Khofifah, namun perlu ditingkatkan lagi,” ujar Sanusi.
Senada, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tomie Herawanto mengatakan, menyoal kemiskinan merupakan hal yang kompleks. Terdapat banyak variabel yang mempengaruhi, kendati demikian, Pemerintah Kabupaten Malang akan terus hadir menyoal pengentasan kemiskinan.
“Tentunya ada beberapa kriteria yang menjadikan seseorang masuk ke dalamnya (absolute/ekstrem). Kita terus upayakan, terutama dalam pembangunan sumber daya manusia, jadi tidak hanya melulu soal pembangunan fisik saja, untuk dapat menurunkan kemiskinan,” beber Tomie. (ws5/ono)
Baca juga:
- Target Empat Medali Emas, Wali Kota Malang Motivasi Atlet Basket Hadapi Porprov IX Jatim
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
- Bupati Malang Sebut Munas VI APKASI 2025 Wadah Strategis Kuatkan Pembangunan Nasional
- Ratusan Travel Merugi Miliaran Usai Visa Haji Furoda Tak Kunjung Terbit
- Zia Ulhaq Nilai Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis Dorong Pemerataan Pendidikan