Malang, SERU.co.id – Duo Einciholic, band yang berasal dari Malang merilis album perdana bertajuk Nandur Kamulyan. Berisi suatu ajakan untuk kita selaku manusia hendaknya senantiasa melakukan hal-hal baik dan produktif. Peluncuran album ini dilaksanakan di Museum Musik Indonesia (MMI) Kota Malang, Rabu (30/3/2022).
Vocalis dan juga pemegang Dawai Cempluk, Redy Eko Prastyo menyatakan, Nandur Kamulyan berasal dari Bahasa Jawa, Nandur yang berarti menanam, kamulyan berarti kemuliaan atau kebaikan. Hendaknya manusia senantiasa melakukan hal-hal baik, dan bermanisat untuk sekitar.
“Dengan rilisnya album Nandur Kamulyan, diharap masyarakat bisa tetap menjaga tatanan kearifan lokal sebagai pemangku dalam berinteraksi di tanah nusantara pada khususnya,” seru Redy Eko Prastyo.
Dengan semangat membangun ekosistem kreatif berbasis musik melalui eksplorasi bunyi serta pendekatan seni dan tradisi kebudayaan multikultural, Duo Etnicholic ingin teribat aktif untuk menyuarakan nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, toleransi, hidup rukun. Melalui lirik-lirik lagu yang telah diciptakan dengan mengadopsi komposisi instrumen musik dari berbagai daerah di Indonesia dan berkolaborasi dengan seniman lintas daerah bahkan mancanegara.
“Penciptaan ke sepuluh komposisi menggunakan teknis Jamming Session, diawali dengan kesepakatan yang sesua tema, nada dan tema cerita, direspon masing-masing pemain instrumen dan vokalis,” tambah Redy.
Sementara itu, Lead Vocal, Anggar Gusti menambahkan, dalam lagu “Mata Hat Mata Ai”, dirinya berkolaborasi dengan Tri Utami menyanyikan sebuah lagu yang menembangkan ketamakan industri ekstraktif. Sebuah Iirik diciptakan oleh Ganecha Yudhistira dan Fajaria Menur, pesangan suami istri pembakti kampung di Kalimantan Timur dengan alunan alat musik lalove yang dibawakan oleh Yayan Kololio.
“Di tengah lagu ini terdengar mantera Suku Kaili di Suiswesi Tengah yang ditembangkan Oleh Ade Rotan. Belo bulava ri ngata mboto, belo salaka ri ngsta mbota’ Agina mainga, nemo maonga’ Ane molemba, ne melebantia berarri Betapa Indah dan baiknya di negeri orang namun negeri sendiri tetap lebih baik, berhati-hati, jangan mati lemas, jangan berat sebelah,” jelas Anggar.
Lagu “Nandur Kamulyan” , Iiriknya diciptakan oleh St.Sri Ernyani. Sedangkan lagu Ranjana Senja, Hijau Lestari, dan Dendang Berdendang diciptakan oleh Anggar, Sang Vokalis dan lagu Hip-Hip Duro diciptakan oleh Anggar dan Redy.
“Tiga komposisi lagu dalam album ini, Renjana Senja, Hijau Lestari dan Upnormali diciptakan setahun yang lalu, sedangkan tujuh komposisi lainnya dikerjakan dalam kurun waktu kurang lebih sebulan,” jelasnya.
Band Duo Etnicholic, beranggotakan Anggar Gusti sebagai Lead Vocal, Redy Eko Prastyo sebagai vocalis dan dawai cempluk. Sedangkan Wahyu Kurnia memegang Guitar Acoustic, Dawud Andra memegang Bass Elictric dan Oceb Rock memegang drum dan percussion. (ws4/ono)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja