Malang, SERU.co.id – Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi daerah perkotaan. Kota Malang mampu menjadi kota dengan angka kemiskinan terendah se-Jawa Timur meski di tengah pandemi 2021.
Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Malang, Widayati Sutiaji mengungkapkan, upaya pengentasan kemiskinan sudah tertuang di 10 program PKK. Melatih ibu rumah tangga dan mewadai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan ‘Rumah Solusi’.
“Dari kegiatan itu, kita membuat pelatihan dari dasar. Setelah itu lanjutan dan sampai dengan pemasaran,” seru Widayati Sutiaji ditemui selepas Musrenbang RKPD 2023 di Grand Mercure, Senin (28/3/2022).
Setelah itu, produk-produk IKM ditampung oleh TP PKK dengan mendisplai di rumah solusi. Dengan tidak lupa bekerjasama dengan Pemkot Malang, karena yang berkunjung banyak dari daerah-daerah lain untuk mencari oleh-oleh. “Tidak harus ke pusat oleh oleh, tapi kami sudah mewakili semuanya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, juga dengan stimulus geliat perekonomian dengan mengikutkan bazar pada pameran-pameran. Sebab, jika dikirim melalui pengrajin akan memakan biaya tambahan dibandingkan produk didisplay sendiri setiap kesempatan dalam acara.
“Kita ambil kita titipkan tetap program-program binaan Kota Malang bisa display disana,” tutupnya.
Senada, Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, Kota Malang mengalami pertumbuhan dibandingkan daerah lain yaitu menyentuh angka 4,21 persen. Pemerintah Provinsi menyebut Malang Raya adalah penyumbang pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
“Maka bagaimana akselerasi terus kita kuatkan dari Kabupaten Malang dan Kota Batu,” ujar Sutiaji dalam Musrenbang RKPD 2023.
Menurut Sutiaji, tingkat pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah. Sehingga harus ada penggodokan dalam Anggaran Perencaan Belanja Daerah (PPBD). Karena Pemkot Malang berkomitmen menjawab ketersediaan ketenagakerjaan bisa linier dengan peluang kerja.
“Tapi saat ini dengan ekonomi kreatif, anak-anak muda tidak hanya dia siap untuk bekerja, tetapi dia siap membuka ruang-ruang menjadi pengusaha,” ungkap Sutiaji.
Tercatat, Kota Malang sudah lebih 171 start up yang kebanyakan dari kalangan muda mewarnai industri kreatif. Sehingga menurut Sutiaji pekerjaan rumah bagi Badan Pusat Statistik (BPS) mensurvei usia produktif yang mandiri bahkan membuka lapangan pekerjaan.
Banyak usia produktif tidak bekerja di kantor, tetapi bekerja dari rumah dengan mengandalkan gadget maupun laptop. Hal inilah yang menjadi optimisme Kota Malang dalam menyongsong 2023 mendatang.
“BPS nanti bisa sharing ke DPRD untuk membaca statistik. Karena kemiskinan kita sudah pada kerak sehingga sifatnya charity,” pesannya.
Kota Malang pada 2021 angka kemiskinan terendah kedua se-Jawa Timur yaitu 4,62 persen. Jauh lebih rendah ketimbang provinsi dan nasional, prosentase angka di Jatim 11,40 persen. Sementara angka kemiskinan nasional sebesar 10,14 persen.
Sementara untuk kota besar lainnya seperti Kota Surabaya angka kemiskinan pada angka 5,23 persen, Kota Semarang 4,56 persen. Selanjutnya Kota Yogyakarta diangka 9,05 persen, Kota Pekalongan 7,59 persen, dan Kota Surakarta masih diangka 9,40 persen. (adv/jaz/rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan