Pencegahan Stunting Disiapkan Sejak Dini
Malang, SERU.co.id – Dalam menurunkan angka stunting, Pemerintah Indonesia kini berfokus berikan edukasi pada calon pengantin. Pemerintah optimis turunkan hingga 14 persen angka stunting di tahun 2024 mendatang.
Dalam kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan, edukasi terkait pencegahan stunting harus diberikan sejak dini. Hal tersebut disampaikannya dalam forum dialog interaktif terkait Percepetan Penurunan Stunting, di Balai Diklat KKB Malang, Jalan Raya Singosari, Kecamatan Singosari, Minggu (20/3/2022).
“Untuk stunting ini harus dipersiapkan betul, itu sebelumnya saya usulkan bagi para calon pengantin harus diberikan pendidikan dalam menyiapkan keluarga nantinya. Jadi mereka nantinya sudah mengetahui terkait kesehatan juga pertumbuhan janin,” seru Muhadjir
Dirinya menambahkan, jika penanganan stunting ini sangat menjadi perhatiannya dalam pembangunan sumber daya manusia, guna menyongsong Indonesia Emas di Tahun 2045. Sebab, pada tahun tersebut kondisi Indonesia ditentukan oleh bayi-bayi yang akan lahir disekitar tahun 2022 ini.
“Yang jelas kalau stunting ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh yaitu harus ditekan angkanya serendah mungkin, karena itu Bapak Presiden menargetkannya di dalam RPJMN 2024 kurang dari 14 persen. Kalau tidak maka intervensi setelah usia itu, apapun bentuknya itu tidak akan optimal,” imbuh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Menurutnya, pandemi Covid-19 ini masih menjadi penghambat utama dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Dirinya optimis, jika penanganan pandemi tersebut bisa dikendalikan maka angka stunting pun bisa diatasi.
“Kalau kendala itu sudah bisa diatasi, insyaallah target 14 persen itu bisa kita capai. Karena satu dua tahun terakhir, walaupun dalam keadaan Covid, angka stunting kita secara nasional juga turun dari 27,6 persen jadi 24,6 persen,” tutup Muhadjir.
Menanggapi arahan dari Menko PMK, Wakil Bupati Malang, Drs Didik Gatot Subroto mengatakan, jika angka stunting di Kabupaten Malang ini sekitar 10 persen dan masih dibawah dari tingkat stunting nasional. Kendati demikian, Kabupaten Malang juga menjadi salah satu Kabupaten prioritas dari 100 Kabupaten/Kota di Indonesia dalam penurunan angka stunting.
“Pemerintah Kabupaten Malang masih sekitar 10 persen, artinya angka itu menjadi kewajiban dasar yang harus kita lakukan. Secara bersama-sama kita bekerja dan terus open data, karena hal ini sangat penting dalam rangka menentukan penanganan yang akan ditentukan kedepan,” pungkas Didik.
Ia juga sepakat, terkait metode pencegahan stunting yaitu dengan memberikan edukasi sejak usia dini terutama kepada para calon pengantin. Dimana, pernikahan di usia dini, menurutnya tidak terlalu bagus.
“Pendidikan pra nikah harus dilakukan, maka pendidikan yang terkait dengan kebutuhan seksual secara dini, ini bisa diberikan kepada sekolah-sekolah menengah ke atas. Maka ini juga yang menjadi bagian pemerintah untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat, secara khusus pada pasangan usia muda”. (ws5/mzm)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja