Ramai Soal Michat, Sutiaji Sebut Alasan Ekonomi Itu Alibi

Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan prostitusi online bukan semata soal ekonomi. (jaz) - Ramai Soal Michat, Sutiaji Sebut Alasan Ekonomi Itu Alibi
Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan prostitusi online bukan semata soal ekonomi. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Era digital selain membawa dampak positif dan negatif, seperti salah satunya prostitusi online atau open BO.  Menjamurnya prostitusi online, kebanyakan alasan faktor ekonomi karena pandemi. Meski sebenarnya, terkadang alibi bagi pelaku.

Merespon hal ini, Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan pelaku melakukan perbuatan tersebut. Hal tersebut dilihat dari tarif yang dipatok dan jumlah rata-rata per hari.

Bacaan Lainnya

“Tidak (soal ekonomi), terkadang kalau ekonomi itu alibi. Karena dia satu hari bisa open BO sekitar empat sampai lima. Sekali ada yang Rp1 juta, kalau 4 kali kan sehari Rp4 juta,” seru Sutiaji.

Sutiaji mengaku, tidak bisa dipungkiri, tidak bisa mengelak prostitusi online menjamur. Tetapi harus ditertibkan penegakan, serta berkaitan keimanan dan ketakwaan untuk meminimalisir. Karena perbuatan melanggar norma juga berdampak kepada yang lain.

“Butuh uang, nanti kalau tidak punya uang ketagihan, dia mencuri dan seterusnya,” bebernya.

Dengan semakin maraknya MiChat di Kota Malang membuat Sutiaji mengimbau para Camat dan Lurah ikut memantau aplikasi yang sering digunakan prostitusi online. Sedangkan bagi penyedia tempat, agar tidak bermain-main karena tindakan tersebut melanggar.

“Maka lurah harus tahu semuanya. Malang itu luar biasa mas, mungkin njenengan sudah tahulah, hanya saja tidak mau berbicara. Kalau saya yang berbicara kan jadi viral,” papar pria penghobi badminton ini.

Dirinya mewarning kepada semua, meski tidak hanya Kota Malang sebenarnya, bisa saja terjadi di kota-kota yang lain. Dulu Kota Malang mempunyai lokalisasi Kalisari, setelah dilokalisir, orang datang kesana sungkan.

Akan tetapi dengan online, dikatakan Sutiaji, sekarang dimana-mana sudah bisa diakses. Hal inilah yang mengancam pada penurunan moral anak bangsa.

“Ini warning, tolong sampaikan kepada masyarakat, hati-hati,” tegas penyuka makanan pedas ini.

Dirinya belum bisa menegaskan kewajiban para Lurah atau Camat untuk meng-install MiChat, karena jika diwajibkan ketika melanggar akan mendapat sanksi. Yang pasti, ia mengaku dengan memantau lewat aplikasi yang sering menjadi sarang prostitusi online cukup efektif.

“Efektif, orang main-main itu sekarang udah takut,” jelasnya.

Sebagai informasi, sebelumya Pemkot Malang melalui Satpol PP telah berhasil menjaring 18 Wanita Tuna Susila (WTS) di sejumlah titik. Cara menggaet jasa prostitusi menggunakan Aplikasi MiChat.

Beberapa titik di antaranya Kecamatan Blimbing, Kecamatan Lowokwaru, dan Kecamatan Kedungkandang. Serta kebanyakan WTS berasal dari luar daerah Kota Malang. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait