Malang, SERU.co.id – Promotor petinju asal Malang Hero Tito, Amir Tan, sesalkan peraturan sebelum laga tinju kejuaraan nasional. Ia mengaku, kedepannya agar diperketat, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Kepergian Hero Tito menambah deretan panjang petinju yang gugur usai bertanding. Peristiwa serupa terjadi sejak 1948 sampai tahun ini yang menyebabkan petinju kehilangan nyawanya. Tercatat sudah 32 petinju, termasuk Hero Tito.
Promotor Hero Tito, Amir Tan mengungkapkan, ia sangat bersedih atas kehilangan petinju andalannya itu. Ia juga membeberkan, atas musibah yang menimpa petinjunya tersebut merupakan buah dari peraturan yang masih jauh dari kata bagus dan profesional.
“Dia bukan sekedar petinju bagi saya, dia sudah saya anggap adik sendiri atas musibah ini, mengoyak hati saya banget, dan susah sekali untuk melupakan sosok Heru. Semoga negara melalui Kemenpora, khususnya dalam hal ini komisi tinju. Saya harap rules setelah ada kejadian ini agar diubah sedikit, jadi jangan terlalu jorok,” seru Amir Tan, Jum’at (4/3/2022).

Amir Tan menambahi, regulasi yang ada harus diperketat, khususnya tes kesehatan pra-laga. Hal tersebut harusnya terdapat diberbagai laga kejuaraan tingkat nasional.
“Dari Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) dalam memberikan ijin pertandingan yang menurut saya pemeriksaan kesehatannya sedikit saja. Hanya sekedar stetoskop dan pengecekan darah, itu saja tidak cukup. Dan untuk ronde di setiap laganya cukup sepuluh saja” imbuhnya.
Agar hal serupa tidak terulang kembali, Amir Tan mengusulkan, beberapa regulasi bagi para petinju sebelum bertanding.
“Setiap petinju yang akan bertanding di Kejurnas harus MRI test, HIV test, Hepatits Test dan Psikis Scan harus melakukan itu. Kalau tidak hal ini akan terulang lagi,” sambungnya.
Ia juga membeberkan kepada SERU.co.id, Hero Tito sendiri sering melakukan laga tanding tanpa sepengetahuannya. Sehingga hal-hal yang menyangkut terkait regulasi, ia tidak memonitoring, pasalnya Hero Tito sendiri merupakan ‘Freelance Boxer’ di campnya. Diduga juga, penyebab kematian almarhum adalah luka yang diperolehnya dari laga sebelum-belumnya.
“Kadang dia ambil sendiri pertandingannya, dia bisa menentukan kapan dan dimana dia akan bertanding. Dan menurut saya selama ini, dia juga dapat banyak terluka dari pertandingan sebelumnya. Bisa saja ini juga menjadi penyebab musibah kali ini,” tuturnya. (ws5/rhd)
Baca juga:
- Target Empat Medali Emas, Wali Kota Malang Motivasi Atlet Basket Hadapi Porprov IX Jatim
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
- Bupati Malang Sebut Munas VI APKASI 2025 Wadah Strategis Kuatkan Pembangunan Nasional
- Ratusan Travel Merugi Miliaran Usai Visa Haji Furoda Tak Kunjung Terbit
- Zia Ulhaq Nilai Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis Dorong Pemerataan Pendidikan