Batu, SERU.co.id – Bahan bakar LPG non subsidi mengalami kenaikan sejak tiga hari lalu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap berbagai usaha dan industri, termasuk sektor perhotelan. Pasalnya, hotel juga menggunakan bahan bakar gas ini untuk berbagai kebutuhannya.
General Manager (GM) Zam Zam Hotel Batu, Rudy Rinanto, saat ditemui Seru.co.id menjelaskan, naiknya harga LPG non subsidi ini sangat dirasakan oleh perusahaannya. Tak hanya keperluan di kitchen, namun juga pada departemen lainnya. Kondisi ini jelas berpengaruh pada operasional perusahaan yang membengkak, dan memaksa manajemen putar otak.
“Tidak hanya untuk dapur, tapi juga untuk memanaskan air dan masih banyak keperluan lain, tergantung hotelnya,” seru Rudy Rinanto.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya berusaha untuk menyiasati dengan berbagai cara. Karena bahan bakar sudah menjadi kebutuhan utama. Salah satunya, berusaha memodifikasi produk dan perubahan kebijakan pada pengelolaan keuangan.
“Yang jelas kami tetap membeli gas industri, karena memang kebutuhan dalam hotel,” ungkapnya
Rudy mengaku, tidak mudah untuk langsung menaikkan harga kamar, akibat operasional bahan bakar yang membengkak. Dirinya cuma berharap, dari tingkat okupansi kamar yang baik, bisa membantu mengurangi beban pengeluaran bahan bakar.
“Kadang-kadang kita harus mengalah kalau kondisinya memungkinkan,” ujarnya
Sementara itu, salah satu agen LPG Kota Batu, Digma menyatakan, sebagai agen, dirinya hanya menjual saja. Tentang penyebab kenaikan harga LPG non subsidi ini, ia mengaku tidak tahu menahu. Untuk isi tabung 12 kilogram dijual Rp182.000.
“Itukan harga dari pertamina langsung, dan kami hanya menyesuaikan saja harganya,” tandasnya. (mg1/rhd)
Baca juga:
- Komalku dan DPRD Kota Malang Apreasiasi Pemenang Lomba Menulis Cerita Anak
- Hasil Kesepakatan Polres Batu – Desa Giripurno Final, Karnaval Desa Harus Tuntas 23.00 WIB
- Kompolnas Cek Lokasi Kematian Diplomat Kemlu dan Tidak Temukan Kerusakan Fisik
- Polisi Dalami Peristiwa Kematian Misterius Pasutri di Lawang
- Eks Marinir RI Jadi Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang ke Indonesia