Bali dan Jakarta Jadi Pasar Terbesar Mawar Kota Batu

Bunga mawar Desa Gunungsari. (ws3) - Bali dan Jakarta Jadi Pasar Terbesar Mawar Kota Batu
Bunga mawar Desa Gunungsari. (ws3)

Batu, SERU.co.id – Kota Batu menjadi salah satu sentra penghasil mawar di Indonesia. Petani mawar Batu dituntut untuk memenuhi permintaan dari beberapa kota besar di Pulau Jawa, Kalimantan hingga Bali. Saat ini, pasar terbesar yang menyerap produk mawar dari petani lokal Batu, adalah Bali dan Jakarta.

Salah satu petani mawar dari dusun Pagergunung, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Nur Aziz mengatakan, setiap dua hari sekali, hasil panennya dikirimkan ke pulau Bali dan Jakarta. Sekali panen, dirinya bisa mendapatkan 5.000 sampai 7.000 tangkai. Bahkan apabila produksi sedang tinggi, bisa sampai 10.000 tangkai.

Bacaan Lainnya

“Kalau dari saya, bisa 5.000 sampai 7.000 tangkai, bahkan bisa sampai 10.000 tangkai. Sekali kirim ke Bali, bisa 60.000 sampai 70.000 tangkai. Ke Jakarta juga sama, bisa sampai 60.000 tangkai,” seru Azis, sapaan akrabnya.

Untuk jumlah pengiriman yang besar itu, dirinya bekerjasama dengan kelompok tani (Poktan) lain dalam satu gabungan poktan. Bahkan untuk pengiriman, sudah ada armada khusus yang mengangkut pesanan bunga mawar tangkai ke luar daerah. Satu minggu bisa tiga kali pengiriman.

“Untuk pengiriman ke Bali dan Jakarta, kami bergabung dari tujuh kelompok tani (poktan), masih dalam satu gabungan poktan khusus mawar. Kami punya armada sendiri untuk ngirim bersama. Untuk jadwal pengiriman, satu minggu tiga kali,” ungkapnya.

Hamparan kebun mawar milik Nur Azis, dijadikan tempat wisata. (ws3)

Azis juga mengaku, sudah memiliki langganan tetap di luar kota. Bahkan untuk Bali, permintaannya kini naik menjadi setiap hari. Namun hal itu masih belum bisa dipenuhi.

“Bali permintaannya sekarang setiap hari, dan kita masih belum mampu. Sanggupnya ya seminggu tiga kali itu. Kita sudah punya florist-florist langganan di Denpasar Bali.

Saat ditanya tentang perayaan valentine untuk tahun ini, Azis mengaku belum bisa memastikan prosentase peningkatan penjualannya. Karena dirinya juga belum tahu, apakah untuk tahun ini ini masih ada perayaan Valentine atau tidak. Apabila mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, penjualannya bisa tembus sampai 300 persen.

“Masa pandemi ini belum tahu, apakah masih ada atau bagaimana, kita belum tahu. Kalau mengacu penjualan yang dulu-dulu sebelum pandemi, melonjaknya bisa hampir 300 persen.  Dari harga biasanya Rp1.000 per tangkai, valentine itu bisa Rp3.500 per tangkainya,” cetusnya.

“Nanti kira-kira tanggal 10 Februari, baru kelihatan. Kalau kita kalkulasi, kirim ke Jakarta, Bali, Jogja, Semarang sampai Kalimantan, itu bisa antara 150.000 hingga 200.000 kuntum. Tapi tetap pasar yang paling banyak terserap Bali dan Jakarta,” pungkasnya. (ws3/rhd)


Baca juga:

Pos terkait