Cap Go Meh Ditiadakan di Klenteng An Eng Kiong

Ilustrasi Klenteng An Eng Kiong tampak dari dalam ke luar. (jaz) - Cap Go Meh Ditiadakan di Klenteng An Eng Kiong
Ilustrasi Klenteng An Eng Kiong tampak dari dalam ke luar. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Perayaan Cap Go Meh merupakan Pesta Rakyat untuk mengakhiri perayaan Imlek. Tepat pada tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau tepat 1 Februari 2022. Klenteng An Eng Kiong Kota Malang tidak menyelenggarakan Cap Go Meh karena menghindari adanya kerumunan.

Ketua Majelis Agama Konghucu Kota Malang, Halim Tobing mengungkapkan, sudah dua kali tidak menggelar acara tersebut sejak 2020. Karena dikhawatirkan terjadi banyak kerumunan meskipun hanya secara internal.

Bacaan Lainnya

“Untuk tahun ini Cap Go Meh dan barongsai kita tiadakan menghidari kerumunan. Acara lain tidak ada penggantiannya,” seru Halim Tobing, kepada SERU.co.id.

Menurutnya, acara puncak Perayaan Hari Imlek digelar dengan meriah bila tidak terjadi pandemi. Cap Go Meh merupakan perbaharuan antara tradisi Tionghoa dan tradisi Jawa yang tidak ditemukan di daerah lain.

“Cap Go Meh terus terang di negara asli Tiongkok itu tidak ada, adanya cuma di Indonesia,” ungkapnya.

Pihaknya menambahkan, kegiatan bakti sosial tetap dilakukan, meskipun tidak bertepatan di Hari Imlek. Sebelumnya di malam acara puncak masing-masing membersihkan rumah-rumah hingga mengecat rumah pada malam tahun baru Imlek.

“Selanjutnya tetap sembahyang ucapan puji syukur kehadirat Tuhan dan mohon di tahun Macan Air diberi berkah dan terutama kesehatan,” ungkap Tobing.

Sebelumnya terpisah, Wakil Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong, Herman Subianto menuturkan, acara terakhir adalah sembahyang Cap Go Meh. Menandakan penutupan tahun baru tanggal 15 penanggalan Imlek.

Selanjutnya, dulu sebelum adanya covid-19 ada menu makanan lontong yang dimakan bersama. Ada ribuan lontongan yang dibagikan secara gratis kepada warga sekitar.

“Kita dulu sebelum pandemi, kita mengundang penduduk sekitar kira-kira ada empat ribu sampai enam ribu orang porsi,” ujarnya.

Jumlah jemaat yang melakukan sembahyang ada sekitar ratusan, akan tetapi terbagi perorangan dari pagi hingga sore hari. Sedangkan sembahyang bersama hanya tokoh-tokoh dari Tridharma Agama yaitu Budha, To, dan Konghuchu.

“Taksiran saya kurang lebihnya 40 orang hanya tokoh-tokoh tiga unsur agama,” tutup pria yang juga Ketua Agama.

Sebagai informasi, Lontong Cap Go Meh adalah akulturasi budaya dengan memanfaatkan bahan pangan yang ada di Nusantara. Salah satunya adalah sayur yang berasal dari rebung dan lontong. Rebung mempunyai filosofi tanaman tumbuh akan menjadi bambu yang tumbuh. Cap Go Meh bersamaan dengan musim semi di Tiongkok. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait