Parkir Masuk di Perkampungan Kayutangan, Dishub: Kami Tak Bisa Larang

Ilustrasi parkir mobil di tepi Jalan Jendral Basuki Rahmat. (jaz) - Parkir Masuk di Perkampungan Kayutangan, Dishub: Kami Tak Bisa Larang
Ilustrasi parkir mobil di tepi Jalan Jendral Basuki Rahmat. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Setelah Sabtu malam Minggu kemarin Dinas Perhubungan (Dishub) Malang menggelar razia parkir. Ditemukan beberapa lokasi di gang perkampungan Kayutangan Heritage menjadi lahan parkir pada malam hari.

Kepala Dishub Kota Malang, Heru Mulyono menjelaskan, tidak bisa melarang atau mencegah hal tersebut. Pasalnya Dishub sedang mencarikan kantong-kantong parkir yang masih digodok bersama.

Bacaan Lainnya

“Kemarin adanya tanggapan yang kenapa diperbolehkan parkir di kampung, menurut saya tidak masalah. Yang penting mereka tidak mengganggu akses lalin,” seru Heru Mulyono, ditemui di Balaikota Malang.

Perihal penataan parkir, Dishub telah merencanakan beberapa skema parkir yang bisa ditempati. Selain pertokoan dekat Patung Chairil Anwar, eks kantor DLH, dan Taman Wisata rakyat (Tawira) dimungkinkan muat parkir dalam jumlah banyak.

Untuk mengantisipasi adanya parkir liar, Dishub akan mengedukasi masyarakat. Menjelaskan apa yang dimaksud parkir liar dan ketentuan lainnya. Sesuai Peraturan Daerah (Perda) tarif Rp3 ribu untuk sepeda motor, dan Rp5 ribu untuk roda empat.

Pihaknya tidak melarang, jika parkiran yang diarahkan ke perkampungan Kayutangan dengan tarif melebihi Perda. Sebab, selama ini yang masih tercover retribusi parkir hanya di tepi jalan, tidak di area perkampungan.

“Kalau dikampung itu tidak masalah, pajak parkir tergantung masing-masing. Misal ia masuk di kampung, tergantung disana, tidak bisa kita terapkan dengan target Perda Kayutangan. Makanya dilihat dimana parkirnya,” jelasnya.

Heru menambahkan, rekayasa lalu lintas sering dilakukan oleh petugas di lapangan bukan hanya ujicoba. Tetapi memang karena situasi yang mengharuskan mengalihkan arus lalin. Sehingga keselamatan menjadi utama, sehingga dari arah selatan coba dialihkan dan diarahkan ke timur.

“Tapi sifatnya (sementara) setengah jam, setelah itu habis kita lepas lagi, itu rekayasa bukan ujicoba satu arah,” ungkapnya.

Selebihnya, Dishub akan mengevaluasi titik lokasi yang spacenya bisa digunakan. Sehingga para pengunjung tidak menggunakan trotoar dan menghambat lalin. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait