Arumi Bachsin Mengaku PMII Membuatnya Selalu Muda

Arumi Bachsin memberikan keynote speaker di hadapan IKA PMII. (jaz) - Arumi Bachsin Mengaku PMII Membuatnya Selalu Muda
Arumi Bachsin memberikan keynote speaker di hadapan IKA PMII. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Arumi Bachsin mengaku pernah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Tulungagung, Jawa Timur pada 2018 silam. Menurutnya, organisasi mahasiswa keislaman ini mempunyai militansi kuat.

Karena selalu berinteraksi dengan sahabat-sahabat aktivis baik di kampus maupun di luar aktivitas kepemimpinan suami yang menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur. Arumi mengaku, menjadi bagian dari PMII membuatnya selalu muda.

Bacaan Lainnya

“PMII adalah organisasi yang membuat saya merasa selalu muda,” seru Arumi Bachsin, di saat menghadiri Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Kota Malang, di Mini Block Office Balaikota Malang.

Kejadian yang sering dialami Arumi ketika nge-mall tidak jarang disapa oleh sahabat-sahabati (julukan kader PMII). Meski moncer di organisasinya, kerap dipanggil ‘Ibu’, padahal ia lebih senang dipanggil sebutan ‘Mbak’ atau ‘Kakak’.

“Dibandingkan Mas Emil belum tua-tua amat tapi sudah dipanggil ibu. Maunya dipanggil Mbak atau Kak,” beber istri Emil Dardak Elistianto tersebut.

Arumi menambahkan, organisasi dengan Tri Motto berisi tiga kata, yaitu Dzikir, Fikir, dan Amal Soleh ini cukup memberikan semangat bagi yang ikut didalamnya.

“IKA PMII menurut hemat saya powerfullnya luar biasa dari berbagai sisi,” jelas perempuan yang dulunya seorang model dan artis pemeran film Indonesia ini.

Menurutnya dari sisi politik, proses demokrasi luar biasa. Dilihat secara kasat masa bisa dibilang organisasi dihormati, ditakdzimi oleh generasi muda dan penerusnya. Tapi lebih dalam, masa yang ditawarkan luar biasa bukan hanya volume tapi juga kualitas.

Selanjutnya, karakter kader PMII selain mempunyai sifat beraklakul karimah, juga memberikan kritik saran luar biasa. Lalu juga dari sisi ekonomi, tidak sedikit yang sudah mandiri, sehingga memperhatikan pengurus dengan kualitasnya.

“Kita harus bisa membimbing, tauladan dan inspirasi,” ujar perempuan keturunan Belanda, Jerman dan Palembang, Sumatera Selatan ini.

Ia menyebutkan, dari sisi ekonomi wajib menjadi kader mandiri. Karena anak aktivis diprediksi masuk usia mahasiswa mempunyai bonus demografi, ketika tidak dimaksimalkan sangat disayangkan bagi Indonesia

Arumi melanjutkan, sahabat-sahabat PMII harus bisa memfasilitasi menjadi tauladan bagi pengurus. Kemudian memperbanyak pergaulan dari berbagai sisi, bukan hanya apa yang dapat, tapi penerus dapat berkontribusi.
“Kesuksesan bisa diartikan bermacam-macam, bisa dari konektifitas untuk mengangkat karir. Bisa juga menyakurkan keluarga dan generasi penerus,” jelasnya.

Ia menyebutkan, PMII seperti rumah kedua, meskipun perasaan tersebut bisa dibilang karbitan. Karena dirinya mengaku, mendampingi suami yang saat itu menjadi Bupati Trnggalek, Arumi masih berusia 21 tahun.

Diusia yang terbilang muda, sudah diamanahi Dekranasda Pemkab Trenggalek. Dimana masa-masa muda harus berlatih menampilkan diri sisi terbaik membawa nama kota yang dijabat suami pada saat itu.

“Saya senang dapat dibimbing, punya komunitas yang berfaedah atau bermanfaat serta berpendidikan,” imbuhnya.

Diakhir kata, dirinya menutup dengan sebuah pantun asyik. Disambut riuh oleh tamu undangan dan hadirin dengan penuh semangat.

“Burung pelikan dimakan hiu, cukup sekian matur thank you,” tandas Arumi. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait