Lembaga Kebudayaan UMM Angkat Motif Batik Khas Kampung Warna-warni Jodipan

Batik khas Kampung Warna-warni Jodipan. (ist)

Kota Malang, SERU – Rangkaian perayaan hari Peduli Batik Nasional digelar Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah (LK-UMM) dalam berbagai kegiatan. Salah satunya, workshop Marketing Batik menyongsong Era Milenial bertemakan “Batik Menembus Ruang dan Waktu”, di Auditorium Biro Administrasi Umum UMM, Jum’at (25/10/2019). Dimana LK UMM mengundang 62 orang pelaku batik yang terdiri dari pengrajin, pengusaha, dan start up dari Malang Raya dan sekitarnya.

Penanggung jawab workshop, Eggy Andalas, menuturkan antusias pelaku batik sangat tinggi. Tak hanya dari Malang Raya, ada yang dari luar kota misalnya dari Jombang. “Materi yang dirancang LK UMM menjadi salah satu daya tarik peserta. Misalnya ada materi Fotografi Produk Batik oleh Afifah Rachmawati, seorang fotografer profesional dan pendiri Vhee Design. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM, ini dikenal sebagai fotografer spesialis produk,” seru Eggy.

Bacaan Lainnya

Selain fotografi, lanjut Eggy, peserta Workshop dikenalkan materi Bisnis Batik Online oleh Didiet Trismawan, praktisi Digital dan fasilitator Gapura Digital. Tak lupa mitra LK UMM, Soendari Batik and Art, berbagi pengalaman melalui materi Mengelola Bisnis Batik di era milenial. Selain itu, LK UMM mengundang perwakilan Bank Jatim dalam sosialisasi komitmen Bank Jatim terhadap geliat perdagangan dan industri kreatif.

Dilanjutkan Sabtu (26/10/2019) siang, dihelat launching Batik Motif, kerjasama dengan Sundari Batik and Art, yang dibuat khas Kampung Warna-Warni Jodipan sebagai salah satu ikonik kampung tematik garapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM. Serta lomba mewarnai motif batik untuk anak setingkat Taman Kanak-Kanak, dan Lomba Fashion Show Busana Batik untuk siswa SMA se Malang Raya.

Animo peserta workshop. (ist)

“Batik menembus Ruang dan Waktu bermakna batik pantas untuk berbagai golongan sosial dan generasi tua maupun generasi muda, orang desa maupun orang kota, budaya tradisional maupun modern, golongan sosial miskin maupun kaya, mereka yang berpendidikan tinggi maupun rendah, profesional maupun pekerja serabutan,” jelas Kepala LK UMM, Dr Daroe Iswatiningsih MSi.

“LK UMM bekerjasama dengan Sundari Batik and Art ingin menambahkan sedikit konstribusi dengan mempersembahkan motif batik khas Kampung Warna-Warni Jodipan. Sehingga selain pengecetan rumah dan jembatan kaca yang didesain oleh Fakultas Teknik, motif batik khas KWJ juga diharapkan menambah daya tarik,” kata Rahmawati Khadijah Maro, M.PEd, ketua pelaksana Festival Batik 2019.

Penanggung jawab launching, Fida Pangesti, mengatakan event akan diiringi oleh kegiatan fasion show. “LK UMM mengundang mahasiswa asing yang tergabung dalam program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dari berbagai negara untuk berlenggak lenggok di catwalk dengan mengenakan busana batik rancangan siswa-siswi SMK 3 Kota Malang,” tuturnya

Berdasarkan daftar nama yang ada, akan dihadirkan sekitar 20-an mahasiswa asing yang bakal terlibat dalam Launching. Fashion show menampilkan mahasiswa dari Jepang, Korea selatan, Thailand, dan Azerbaijan. Pengunjung juga dihibur oleh permainan alat musik angklung yang dimainkan mahasiswa BIPA UMM dari Jepang, Hongaria, Palestina, Afganistan, Vietnam, Serra Leone, Thailand, dan Mesir. (rhd)

Pos terkait