Malang, SERU.co.id – Jarang dijumpai toko buku di Malang yang memberikan konsep seperti kedai atau warung kopi. Terletak di Jalan Raya Tlogomas No 18 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, ‘Semut Alas’ hadir sejak 2015 silam. Semut Alas menyediakan berbagai buku wacana kritis hingga kebutuhan akademis.
Lokasinya tak jauh dari Universitas Muhamadiyah Malang (UMM). Toko dengan ukuran minimalis tersebut dirintis oleh alumni UMM yang gagasannya sudah sejak 2008. Baru terealisasi berdiri toko offlinenya pada 2015.
Owner Toko Buku ‘Semut Alas’, Hendro Prasetyo mengungkapkan, saat menjadi mahasiswa dirinya merasa sulit mendapatkan buku idealis yang diinginkan. Cenderung harus ke toko buku besar dan kalaupun ada jumlahnya terbatas dan relatif merogoh kocek lebih dalam.
“Kita cari buku-buku alternatif, misalkan wacana-wacana progresif, nyaris hampir tidak ada. Harus ke Jogja. Sedangkan dulu belum online, media teknologi belum secanggih sekarang,” seru Hendro Prasetyo, ditemui di toko bukunya beberapa hari lalu.
Pria yang saat ini berusia 30-an tahun ini menjelaskan, setelah lulus 2014, dirinya merasa bimbang dengan dua pilihan. Pertama, apakah melanjutkan studi Strata-II (Magister), atau kedua merealisasikan impiannya sejak awal membuka toko buku.
Kebetulan rumahnya berada di dekat kampus, bahkan di pinggir jalan, akhirnya pilihannya membuka toko buku. Selain prospek jangka panjang, sekaligus hadir menyediakan kebutuhan mahasiswa sebagai hal yang urgent, juga lantaran dekat dengan kampus.
“Itu adalah pilihan yang sulit, antara kuliah atau merealisasikan gagasan,” ujar Hendro.
Ditanya soal kendala, ia mengaku di awal-awal tentu berkaitan dengan modal yang dimiliki masih terbilang kecil. Seiring berjalannya waktu sudah menemukan kekurangan yang dimiliki, sampai strategi pasar. Kendati demikian, kesulitan yang dihadapi tidak membuatnya menyerah.
“Artinya, benar-benar tertatih membangun usaha saat awal berdiri. Awalnya modal, lalu setelah itu berjalan, naik turun soal pasar, saingan. Soal adaptasi ke teknologi juga, karena awal banget juga sih,” bebernya.
Saat ini, pemasarannya sudah menjangkau online dalam beberapa tahun terakhir melalui instgram dan baru saja masuk marketplace. Sehingga konsumen atau pelanggan berasal dari dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan offline secara otomatis yaitu mahasiswa Malang Raya, beberapa dari Jember, Surabaya, dan Lamongan.
Buku yang diperoleh Hendro, dikatakannya rata-rata penerbit masih lingkup Pulau Jawa, karena mayoritas penerbit di Jawa. Akan tetapi, beberapa penerbit baru luar Jawa, ada satu dua berasal dari Sumatera.
Tidak hanya penerbit besar, Toko Buku ‘Semut Alas’ juga mendapat pasokan dari Penerbit Indie. Penerbit ini merupakan diluar penerbit konvensional, artinya yang makro sudah besar. Penerbit cenderung sesuai pesanan atau hanya memegang order dari penulis.
“Satu, kalau buku langka jaringannya sama para pedagang. Kedua, biasanya teman-teman yang butuh untuk dijual, basically memang tetap pedagang,” ungkapnya.
Terkait filosofi nama ‘Semut Alas’ menurutnya, semut adalah ibarat orang, dan buku adalah gulanya, sehingga disitu ada gula disitu ada semut. Selain itu, dirinya sering pergi naik gunung atau muncak. Naik gunung dengan membawa buku, dengan segala peralatan muncak, serta menyatu dengan alas atau ngalas (hutan, red).
“Ceritanya begitu. Makanya enak kalau sekarang, gaya-gaya bawa buku (muncak) bisa foto. Dulu gak ada foto, zamanku tidak ada handphone,” ungkap Hendro, sembari tertawa.
Ditanya soal pandemi, dirinya mengaku menyiasatinya dengan lebih update informasi dan update berita. Termasuk sikap pemerintah bagaimana untuk menyikapi soal PSBB, berganti PPKM, serta perkembangannya di Malang sudah bisa pembelajaran luring atau tidak.
Selain itu, Hendro menganalisis peluang-peluang bagaimana sikap yang harus diambil. Karena setiap pernyataan pemerintah tidak tersurat, tapi tersirat yang harus dianalisis.
“Antara apa yang direncanakan dan dilaksanakan, dari situ kita push di online, kebetulan ada yang via marketplace,” tandasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Harga BBM di Shell, BP, Vivo dan Pertamina Kompak Turun Mulai 1 Juni 2025
- Babinsa Kedungkandang Bersama Warga Kerja Bakti Bersihkan Saluran Air
- Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia
- Babinsa Blimbing Dampingi Petani Jaga Kualitas Panen Gabah
- Diskopindag Kota Malang Tepis Isu 57 Koperasi Merah Putih Disusupi Pengurus Titipan