Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi dan Focus Group Discussion (FGD) bersama para pelaku dan pegiat ekonomi kreatif. Dibingkai santai dan gayeng sambil ngopi bareng, menikmati sajian polo pendhem di lantai 3 Pasar Seni Bareng (Pasebar), membahas seputar ekonomi kreatif.
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, kemajuan teknologi tidak bisa ditolak siapapun. Penjual dan pembeli pun makin banyak bertemu di platform digital. Namun demikian, ekonomi kerakyatan tentu harus terus diperjuangkan.
“Komite ekonomi kreatif rapat di pasar rakyat, barangkali satu-satunya di Indonesia. Dibaliknya ada pesan penting aktivasi dan penguatan ekonomi kerakyatan dengan kreatif,” seru Sutiaji, Jum’at (10/12/2021).
Orang nomor satu di Kota Malang tersebut memiliki keyakinan, potensi kreatif Malang ‘seksi sekali’ tidak hanya di tataran regional. Namun juga nasional bahkan internasional.
Wali Kota Malang sangat mengapresiasi berbagai usulan, yang menurutnya, memperkaya proses mematangkan Kota Malang sebagai Kota Kreatif di Indonesia. Optimasi potensi, menurutnya, akan tercapai jika semua pihak meminggirkan kepentingan individual atau kelompok untuk bersatu.
“Kuncinya adalah kolaborasi”, pungkas Sutiaji.

Sejumlah aspirasi disampaikan para pelaku industri kreatif dalam momen pagi yang berlangsung cair dan tanpa sekat. Salah satunya disampaikan Ki Joko Rendi yang menceritakan pengalamannya. Bahwa pernah pada suatu ketika ada wisatawan yang ingin mencari lokasi Pasar Seni Bareng tersesat, karena tidak mengetahui penanda arah menuju lokasi.
“Kami berharap ada penanda arah untuk menarik pengunjung ke pasar,” ungkap Ki Joko.
Atas usulan tersebut, Sutiaji menegaskan kembali komitmen Pemkot Malang untuk terus menata dan selanjutnya memperkuat branding pasar-pasar tradisional. Menurutnya, penanda arah yang dibutuhkan dapat dimaknai dalam dua hal, yakni fisik dan digital.
“Kemajuan teknologi tidak bisa ditolak, orang sekarang mencari alamat ya melalui google map. Maka nanti saya tugaskan kominfo untuk perkuat branding pasar,” terang pria penyuka makanan pedas ini.
Menyoal branding, anak muda kreatif dari Bantaran, Dadik Wahyu Chang mendorong, agar ada kesinambungan dalam hal kebijakan aktivasi aset kreatif Kota Malang. Dadik mencontohkan, pentingnya penguatan aktivasi maskot Kota Osi dan ji. Yang memiliki makna mendalam iso dadi siji (bisa jadi satu) yang tersemat dalam filosofi maskot.
Senada, salah satu anggota Komite Ekonomi Kreatif bidang Pemasaran dan Komunikasi, Sam Taufik Saguanto menambahkan, harapan agar pasar-pasar tradisional bisa memainkan peran. Mendukung ekonomi kreatif sebagai creative hub maupun coworking space, mengingat banyak anak-anak muda kreatif membutuhkan alamat untuk pengembangan perusahaan.
“Dengan demikian, diyakini pasar pun memiliki daya tarik lebih dimata masyarakat,” ucap Saguanto.
Dalam rangkaian FGD yang turut dihadiri Sekda Kota Malang, Kepala Bappeda Kota Malang, Kepala Diskopindag dan seluruh unsur Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang. Turut dilakukan penyerahan trofi Penghargaan Kota Malang sebagai Kota Kreatif 2021.
Penyerahan trofi kepada Wali Kota Malang dilakukan oleh Ketua Start-up Singo Edan (STASION) Malang, M Ziaelfikar Albaba. Menindaklanjuti penetapan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Samarinda pada 30 November lalu. (jaz/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja