Vaksin Sebabkan Gangguan Penglihatan Mata Kemungkinan Kecil

Tim dokter RSSS didampingi Kadinkes Kota Malang memberikan keterangan soal pasien alami kebutaan selepas vaksin. (ist) - Vaksin Sebabkan Gangguan Penglihatan Mata Kemungkinan Kecil
Tim dokter RSSS didampingi Kadinkes Kota Malang memberikan keterangan soal pasien alami kebutaan selepas vaksin. (ist)

Malang, SERU.co.id – Terjawab sudah teka-teki penerima vaksin, JS, warga Kedungkandang yang mengalami gangguan penglihatan selama beberapa hari. Tim medis mengungkapkan, tidak ada kaitannya antara vaksinasi dengan kebutaan. Pasalnya, kondisi KS sampai hari ini sudah berangsur membaik.

Spesialis Poli Mata RSSA dr Wino Vrieda Vierlia SpM menjelaskan, merujuk data dari luar negeri, dan Indonesia sangat jarang terjadi kasus penurunan penglihatan mata. Karena selama ini belum pernah ada laporan seperti di Malang.

Bacaan Lainnya

“Masih belum bisa pembuktian secara pasti, apakah ada keterkaitan vaksin dengan gangguan penglihatan mata. Hingga sampai saat ini belum ada literatur ataupun laporan pasti, vaksin menjadi satu-satunya penyebab turunnya penglihatan pada orang,” seru dr Wino Vrieda Vierlia.

Terkait penyebab optik neuritis, atau peradangan pada mata bisa disebabkan berbagai hal. Yang paling banyak biasanya disebabkan oleh proses inflamasi, proses infeksi, atau penyebab yang lain.

Selanjutnya, terkait dengan kondisi saraf mata yang akhirnya menurunkan fungsi, dan secara anatomi akan mengubah struktur dari saraf mata. Pihaknya butuh observasi dalam berbagai pemeriksaan medis untuk mengetahui pasti hal tersebut.

“Berbagai penyebab gangguan mata itu bisa terjadi pada pasien. Apakah pasien bisa terkait kondisi tersebut. Memang perlu dilakukan pemeriksaan secara lengkap seperti yang sudah kami lakukan,” ungkapnya.

Dokter yang menempuh pendidikan spesialis mata di Universitas Brawijaya ini mengaku, kejadian vaksin ataupun tidak pada optik neuritis. Secara umum masih bisa dikategorikan kondisi co-incident atau kondisi dapatan akibat adanya suatu kondisi lain.

Lalu terkait pemulihan, penurunan penglihatan pada optik neuritis yang dialami oleh pasien, pada umumnya akan bisa mengalami perbaikan. Siginifikan dalam perawatan beberapa bulan. Mulai dari beberapa minggu dan beberapa bulan, akan tetapi terus ada evaluasi secara berkala penting dilakukan.

“Evaluasi bisa enam bulan sampai satu tahun secara berkala harus dilakukan. Jadi secara keseluruhan akan tetap bisa dialami pasien optik neuritis,” tutupnya.

Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menjalankan program pemerintah bagaimana supaya program ini berjalan baik serta hasilnya juga baik.

“Tentu kami akan berikan evaluasi terhadap penyelenggaraan vaksinasi yang sudah dilaksanakan,” jelas dr Husnul.

Terkait pasien JS yang telah berangsur pulih, pihaknya akan tetap mengajukan permohonan rekomendasi, baik dari Pokja KIPI, Komda KIPI maupun dari Komnas KIPI. Sehingga pasien bisa terjamin penyembuhan kesehatannya dan terus dipantau.

“Nanti itu sebagai rujukan bagi kami apakah tuan JS dilakukan vaksinasi. Baik itu dengan vaksin yang sama atau nanti dengan vaksin lain,” pungkasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait