Erick Thohir: Ada Tiga Tantangan Milenial di Era Global dan Digitalisasi

Menteri BUMN Erick Thohir saat menyampaikan orasi ilmiah Globalization and Digitalization. (rhd) - Erick Thohir: Ada Tiga Tantangan Milenial di Era Global dan Digitalisasi
Menteri BUMN Erick Thohir saat menyampaikan orasi ilmiah Globalization and Digitalization. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Era global dan digitalisasi menjadi tantangan sekaligus distrupsi terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran. Baik secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Akibatnya pemain yang masih menggunakan cara dan sistem lama kalah bersaing.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, selain memberikan kemudahan, namun juga memiliki tiga tantangan besar dalam era global dan digitalisasi. Khususnya bagi milenial sebagai generasi penerus bangsa.

Bacaan Lainnya

“Ada tiga tantangan besar di era global dan digital ini. Tentunya ini peluang dan tantangan bagi kaum milenial saat ini, yang menjadi penerus bangsa,” seru Erick, dalam Orasi Ilmiah FEB UB bertemakan “Globalization and Digitalization: Strategi BUMN Pasca Pandemi”, di gedung Widyaloka UB, Sabtu (27/11/2021).

Tantangan pertama, tekanan ekonomi global yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia. Dimana Indonesia memiliki alam yang kaya dan beragam sejak dulu, hingga memancing Belanda dan Jepang menjajah Indonesia.

Melalui berbagai forum internasional menekan agar Indonesia lebih banyak melakukan ekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah. Dibawah Presiden Jokowi yang ingin mengolah sumber daya alam di dalam negeri, beroperasinya Kawasan Industri Batang dan pengolahan nikel untuk baterai kendaraan listrik.

“Keinginan Indonesia untuk mengolah sumber daya alam di dalam negeri sebelum diekspor ini banyak mendapat tekanan. Namun kita ingin tercipta job creation dengan langkah ini, sehingga inovasi dan penguasaan teknologi dapat tercapai,” bebernya.

Tantangan kedua, disrupsi teknologi membuat lanskap bisnis berubah total. Perkembangan startup bidang keuangan, layanan transportasi, telekomunikasi, mampu membuat peta bisnis baru dan berbeda dengan bisnis sebelumnya.

“Coba lihat e-commerce, fintech dan startup lainnya telah mengubah banyak hal. Namun sayangnya seperti fenomena belanja online yang naik, namun produknya bukan dari Indonesia,” masygul Erick.

Tantangan ketiga, ketahanan kesehatan, dimana tantangannya dijalani dua tahun ini dengan pandemi covid-19. Ketahanan kesehatan ini merupakan siklus 20 tahunan yang perlu diwaspadai dengan munculnya berbagai virus covid-19 dan turunannya.

“BUMN memainkan peran sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional. BUMN mempunyai posisi unik, karena selain berperan sebagai korporasi, namun juga sebagai public service obligation,” timpalnya.

Sejak awal menjadi Menteri BUMN, pihaknya memilah dan memfokuskan perannya antara korporasi dan pelayanan publik.

“Kereta api misalnya akan berperan dalam pelayanan publik, namun kalau bank himbara akan fokus sebagai korporasi,” tandasnya.

Tentunya konsep ini tak perlu menyingkirkan generasi 40 tahunan ke atas. Namun mengkolaborasikan antara kepemimpinan berpengalaman dari senior dan kreativitas milenial. (rhd)


Baca juga:

Pos terkait