Malang, SERU.co.id – Kampung Sanan mempunyai keistimewaan di sektor kuliner sebagai Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe. Selama pandemi, masyarakat Kampung Sanan bangkit dan tak hanya tinggal diam. Tetapi terus berinovasi membuat berbagai olahan berbahan tempe dan produk turunannya, agar terus bertahan.
Di kampung yang terletak di Jalan Sanan Gang III Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang ini, terdapat sekitar 600 pengrajin yang memproduksi tempe dan keripik tempe. Kini, dengan inovasi berbagai produk olahan tempe dan diversifikasi produk turunannya, beragam produk dapat dinikmati.
“Selama pandemi masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam, tetapi mereka terus berinovasi. Baik itu bahan baku tempe, produk turunannya maupun olahan limbah. Seperti kulit kedelai, tepung tempe dan lainnya yang diolah menjadi makanan kekinian,” seru Pengurus Pokdarwis Kampung Sanan, Trinil Sriwahyuni.
Selain itu, dari limbah rebusan air kedelai bisa dibuat menjadi nata de soya, dari kulit kedelai diinovasi menjadi olahan-olahan kekinian, seperti brownies, pudding silky dan macaroni.

Sementara, dari bahan tepung tempe diolah menjadi aneka olahan stick atau krupuk. Mulai dari stick tempe, stick bawang, stick mendol, dengan bahan baku terbesar dari tempe itu sendiri.
“Dari tepung tempe, bisa juga menjadi aneka cookies seperti kastengel. Dan olahan lain seperti burger dan rolade tempe. Ada juga dari ampas kedelai dan pembuatan susu kedelai diolah menjadi krupuk kulit kedelai,” imbuhnya.
Harapannya kedepan, produk olahan kekinian tersebut bisa dinikmati oleh anak-anak millenial. Lantaran produk olahan tersebut sudah bisa masuk ke cafe, pusat oleh-oleh dan sebagainya.
“Produk-produk unggulan Kampung Sanan ini, kami olah dengan berbagai inovasi. Agar bisa tetap bertahan menghadapi pandemi, meningkatkan ekonomi warga, dan menjadi warisan turun temurun,” paparnya.
Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan sejak awal pandemi tahun 2020. Kampung Sanan selama pandemi mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis. Baik pengolahan ataupun pembuatan tempe dan kripik tempe.
Menurut Trinil, inovasi lainnya dengan menggelar “Festival Kuliner Tempe Sanan”. Dimana tujuan festival untuk mempromosikan Kampung Sanan agar semakin dikenal masyarakat luas.
“Pada Festival Kuliner Tempe Sanan berbagai olahan itu kami launching atau diperkenalkan kepada masyarakat. Agar masyarakat tahu di Kampung Sanan ini unggulannya tidak hanya tempe dan kripik tempe, tetapi juga produk olahan turunan dari tempe. Sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berburu oleh-oleh khas Kota Malang,” beber Trinil.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menyampaikan Festival Kuliner Tempe Sanan ini dapat menguatkan branding Kampung Sanan sebagai pusat oleh-oleh tempe dan ekonomi berbasis tempe. Kampung Sanan sangat luar biasa, karena produksi tempenya tidak hanya dikenal secara nasional, namun sudah bisa sampai ke mancanegara.
“Saya sangat mengapresiasi festival yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai elemen ini. Diharapkan pergerakan ekonomi di sini bisa semakin bagus. Sehingga gairah ekonomi di Kota Malang juga makin tumbuh,” ungkap Walikota Malang Sutiaji, saat menghadiri Festival Kuliner Tempe Sanan secara virtual, Minggu (17/10/2021) lalu.
Selain itu, lanjut Sutiaji, kesadaran masyarakat untuk membangun wilayahnya bisa semakin kuat. Di Kampung Sanan banyak spot-spot yang bagus untuk belanja tempe dan berbagai olahannya.
“Golnya ke depan, spot-spot ini makin mudah diakses, mudah dijangkau informasinya,” imbuh politisi Partai Demokrat ini. (rhd)
Baca juga:
- Diskopindag Kota Malang Tepis Isu 57 Koperasi Merah Putih Disusupi Pengurus Titipan
- Mencuat Isu Monopoli, DPRD Kota Malang Dalami Mekanisme Penyelenggaraan Koperasi Merah Putih
- PMI Kota Malang dan Indonesia Sehat Jiwa Resmikan Poli Psikologi, Tekan Angka Bunuh Diri
- Wali Kota Batu Kunjungi Kediaman Korban Bullying di Hari Anti Bullying
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah