Dispendukcapil Terima 460 Aduan NIK Terpakai Vaksinasi

Pamflet pemberitahuan pengaduan NIK bermasalah saat vaksin. (ist) - Dispendukcapil Terima 460 Aduan NIK Terpakai Vaksinasi
Pamflet pemberitahuan pengaduan NIK bermasalah saat vaksin. (ist)

Malang, SERU.co.id – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang mencatat sekitar 460 aduan vaksinasi covid-19. Aduan terkait Nomor Induk Keluarga (NIK) terpakai orang lain maupun tidak terdaftar saat vaksinasi.

Kabid Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) dan Pemanfaatan Data Dispendukcapil Kota Malang, Sudarmanto mengungkapkan, dari jumlah ratusan hanya 10 aduan tentang NIKnya terpakai oleh orang lain saat melakukan vaksinasi.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya itu tidak banyak NIK-nya dipakai orang. Mungkin sekitar 10 di Kota Malang yang NIK-nya betul-betul dipakai orang dan kemudian muncul nama orang lain,” seru Sudarmanto.

Pihaknya memberikan solusi, jika memang terjadi seperti itu. Warga yang bersangkutan dapat melaporkan kepada Dispendukcapil melalui call center 119. Selanjutnya bisa menghubungi nomor WhatsApp khusus aduan di 082132519834 untuk melakukan validasi data.

Lebih lanjut, dari pusat akan menyelesaikan dan menghubungi yang bersangkutan terkait masalah vaksin. Ketika melaporkan ke Dispendukcapil, pihaknya nanti akan tetap mengirimkan ke pusat untuk melakukan validasi tersebut.

“Kami (Dispendukcapil) di daerah sifatnya sebagai perantara. Kami lakukan konsolidasi ke pusat dan pusat yang verifikasi,” bebernya.

Diketahui sebelumnya, kejadian NIK terpakai orang lain pernah terjadi di gelaran Vaksinasi Drive Thru Polresta Malang Kota di Stadion Gajayana.

Sebagai informasi, remaja bernama Revanka mengalami kejadian itu saat melakukan registrasi vaksinasi. NIK-nya ternyata telah dipakai oleh orang lain yang sudah vaksin di Pancoran Jakarta Selatan. Bahkan sudah vaksinasi dosis kedua.

Sudarmanto menuturkan, dari total 460 aduan yang bermasalah berkaitan NIK lantaran tidak bisa terakses. Selanjutnya ada sertifikat yang tidak muncul, alamat tidak sama dengan KTP, telah terpakai orang lain, serta nama tidak sama dengan KTP.

“Tapi sejauh ini paling banyak pelaporan itu yang NIK-nya tidak bisa diakses saat pendaftaran vaksin,” ungkapnya.

Perihal persoalan NIK yang terpakai, Sudarmanto menambahkan, dirinya menduga ada dua permasalahan yang bisa terjadi, sehingga NIK orang bisa terpakai orang lain. Pertama NIK-nya betul-betul dipakai orang secara sengaja dan kedua ada salah input dari petugas.

“Input 16 digit, satu digit salah saja yang seharusnya 9 diinput 6, maka yang muncul pasti nama orang lain,” terangnya.

Selebihnya, bisa saja terjadi Human Error. Hal itu dikarenakan, petugas yang harus menginput ribuan orang satu persatu, pastinya jika merasa lelah dan lengah sedikit, hal itu mungkin terjadi.

“Pernah ada orang Kota Malang NIK-nya dipakai orang Jawa Barat. Waktu NIK diinput, muncul nama orang di Jawa Barat dan sudah divaksin, sehingga yang bersangkutan jadi tidak bisa vaksin,” pungkasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait