Pemkab Tulungagung Gelar Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kiai Upas

Acara Virtual Memasak Rendang Sedunia. (ist) - Prosesi jamasan Pusaka Tombak Kiai Upas. (ist) - Pemkab Tulungagung Gelar Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kiai Upas
Acara Virtual Memasak Rendang Sedunia. (ist)

Tulungagung, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menggelar Jamasan Pusaka Tombak Kanjeng Kiai Upas. Merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan pada setiap bulan Suro pada penanggalan Jawa. Dimana tahun ini jatuh pada hari Jumat Pon tanggal 11 Suro 1955 atau 11 Muharam 1443 H.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Bambang Ernawan, prosesi jamasan tombak Kiai Upas untuk mengenang sejarah, sekaligus untuk melestarikan warisan budaya adiluhung yang ada di Tulungagung.

Bacaan Lainnya

“Jadi yang pertama, ini merupakan program nasional dari pusat bahwa jamasan ini juga termasuk keragaman budaya. Terkait pengelolaanya perlu diberdayakan dan ditumbuh kembangkan serta harus dilestarikan,” seru Bambang Ernawan.

Pusaka Kanjeng Kiai Upas adalah sebuah pusaka berbentuk tombak dengan panjang bilah sekitar 30 centi meter, dengan landean (gagang tombak) sepanjang empat meter. Menurut sejarahnya, Pusaka Tombak Kiai Upas berasal dari Mataram yang dibawa R.M.Tumenggung Pringgo Koesoemo, saat diangkat menjadi Bupati Ngrowo (Tulungagung).

R.M.Tumenggung Pringgo Koesoemo adalah putra Pangeran NotoKoesoemo, yang merupakan menantu Sultan Hamengku Buwono II, dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pada prosesi jamasan pusaka Tombak Kanjeng Kiai Upas, diawali dengan penyerahan air suci dari sembilan mata air di wilayah Tulungagung. Dibawakan oleh dayang dengan iringan kesenian tradisional Reog Kendang, air suci tersebut diterima oleh Bupati Tulungagung untuk memandikan Pusaka Tombak Kanjeng Kiai Upas. Selanjutnya, Tombak Kyai Upas dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibawa oleh Forkopimda Tulungagung ke tempat jamasan.

Dalam prosesi jamasan pusaka tersebut diiringi bacaan surat Yasin dan Tahlil dengan iringan gamelan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, masyarakat sekitar hanya bisa melihat dari luar pagar tempat prosesi Jamasan, di halaman kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung, Jum’at, (20/8/2021).

*Selamatan Usai Prosesi Jamasan pusaka Tombak Kiai Upas
Usai prosesi Jamasan, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, saat diwawancarai awakmedia mengatakan, secara historikal atau sejarahnya, dulu Bupati Tulungagung awal R.M. Pringgo Koesoemo yang membawa pusaka Tombak Kiai Upas, dimana pusaka tersebut merupakan pusaka andalan Kabupaten Tulungagung.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Maryoto Birowo juga menuturkan, Tombak Kanjeng kiai Upas ini merupakan yang memperkuat spirit mental pada pejabat waktu dulu Bupati Tulungagung ke-4, yakni RM Pringgo Koesoemo dan turun temurun sampai Bupati saat ini.

“Pusaka ini juga merupakan salah satu bentuk komando kepercayaan dari kerajaan Mataram kepada Kadipaten Ngrowo yang kemudian beralih jadi Kabupaten Tulungagung,” terangnya.

Terkait pelaksanaan prosesi jamasan kali ini, Bupati mengakui bahwa ada yang beda dari pelaksanaan sebelumnya.

“Sebelum masa pandemi, tujuh jenis air yang digunakan untuk jamasan diarak dari luar dengan pasukan Sak bergodo atau satu kesatuan yang diiringi kesenian tradisional, tetapi karena saat ini era pandemi, kali ini dilakukan secara sederhana. Hal ini untuk menjaga protokol kesehatan yakni 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, tamu undangan juga dibatasi. Namun pelaksanaan kali ini juga bisa berjalan lancar dan khidmad,” pungkasnya.

Dalam prosesi jamasan pusaka Tombak Kiai Upas tahun ini, turut dihadiri ketua DPRD Tulungagung, Marsono, Sekda Tulungagung Drs. Sukaji, M.Si.,Dandim 0807 Letkol Mulyo Junaidi, dan Wakapolres Tulungagung Kompol Christopher Lembang, serta OPD dilingkup Pemkab Tulungagung. (gus/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait